Courtesy of TechCrunch
Seagrass adalah tanaman laut yang sangat penting meskipun hanya menutupi 0,1% dari dasar laut. Tanaman ini mendukung ekosistem laut, menyaring air laut, dan menangkap karbon. Namun, seagrass sedang mengalami penurunan akibat perubahan iklim, dengan kehilangan 7% setiap tahun. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan Ulysses Ecosystem Engineering menciptakan robot otonom yang dapat menanam benih seagrass secara efisien di area tertentu di dasar laut. Robot ini dapat mempercepat proses restorasi seagrass hingga 100 kali lipat dibandingkan dengan cara manual.
Baca juga: Eksklusif: Seasats mengamankan Rp 164.45 miliar ($10 juta) di tengah booming teknologi tanpa awak
Ulysses didirikan oleh sekelompok teman yang terinspirasi untuk menggunakan teknologi dalam restorasi seagrass setelah mendengar pengalaman buruk saat menanam seagrass secara sukarela. Meskipun mereka tidak memiliki latar belakang biologi laut, mereka berhasil membuat prototipe robot dan mendapatkan dukungan dari para ahli. Perusahaan ini telah mendapatkan hampir Rp 16.45 miliar ($1 juta) dari berbagai proyek restorasi dan baru-baru ini mengumumkan pendanaan awal sebesar Rp 32.89 miliar ($2 juta) untuk memperluas tim mereka. Ulysses berharap untuk tidak hanya fokus pada restorasi seagrass, tetapi juga mengembangkan teknologi untuk manajemen pesisir dan perlindungan laut di masa depan.