Courtesy of YahooFinance
Ikhtisar 15 Detik
- Unilever berencana untuk mengalokasikan 50% dari anggaran iklannya untuk influencer.
- Fernando Fernandez menekankan pentingnya pemasaran yang dilakukan oleh orang lain untuk membangun kepercayaan merek.
- Perusahaan sedang mempersiapkan pemisahan divisi es krimnya yang bernilai €15 miliar.
Unilever, perusahaan yang terkenal dengan produk seperti Marmite dan mayones, sedang mencari banyak influencer untuk membantu menjual produknya. CEO baru Unilever, Fernando Fernandez, mengatakan bahwa konsumen sekarang lebih curiga terhadap iklan tradisional. Oleh karena itu, Unilever berencana untuk menghabiskan banyak uang untuk influencer di media sosial, terutama di platform seperti TikTok. Fernandez ingin memiliki setidaknya satu influencer untuk setiap merek Unilever di setiap negara, dan dalam beberapa negara, dia ingin ada hingga 100 influencer.
Strategi baru ini akan membuat sekitar 50% dari anggaran iklan Unilever dialokasikan untuk influencer dan selebriti. Fernandez menekankan pentingnya pemasaran yang melibatkan orang lain untuk berbicara tentang merek Unilever. Dia juga menyebutkan bahwa perubahan terbesar di perusahaan akan terjadi di bidang pemasaran, dan dia berkomitmen untuk memastikan strategi ini berhasil. Selain itu, Unilever juga sedang mempersiapkan pemisahan divisi es krimnya dan berencana untuk mencatatkan bisnis Magnum di Amsterdam.
Pertanyaan Terkait
Q
Siapa CEO baru Unilever?A
CEO baru Unilever adalah Fernando Fernandez.Q
Apa strategi pemasaran baru yang diusulkan oleh Fernando Fernandez?A
Strategi pemasaran baru yang diusulkan adalah menggunakan influencer untuk mempromosikan produk Unilever di media sosial.Q
Mengapa Unilever beralih ke pemasaran influencer?A
Unilever beralih ke pemasaran influencer karena pelanggan menjadi 'curiga' terhadap iklan tradisional.Q
Apa yang terjadi dengan divisi es krim Unilever?A
Divisi es krim Unilever akan dipisahkan dan direncanakan untuk dicatat di Amsterdam.Q
Siapa Hein Schumacher dan mengapa ia dipecat?A
Hein Schumacher adalah mantan CEO Unilever yang dipecat karena tidak cukup meningkatkan kinerja perusahaan.