Rangkuman Berita: Mata Uang Amerika Latin Memimpin Kerugian EM di Tengah Penjualan Global

Saham pasar negara berkembang mengalami penurunan untuk hari kedua berturut-turut, sementara mata uang berhenti naik setelah empat hari. Kekhawatiran muncul bahwa deflasi di China mulai mempengaruhi ekonomi konsumen, dan tarif yang diterapkan oleh Donald Trump dapat mengancam pertumbuhan ekonomi AS. Indeks saham MSCI untuk negara berkembang turun 1,2%, terutama karena saham-saham yang terdaftar di Hong Kong. Inflasi konsumen di China juga menunjukkan angka negatif untuk pertama kalinya sejak 2021, yang membuat investor khawatir tentang kondisi ekonomi yang semakin memburuk. Di pasar mata uang, yuan China mengalami penurunan untuk hari ketiga, sementara rupee India dan baht Thailand juga melemah. Para ekonom memperkirakan bahwa masalah deflasi di China bukanlah sementara, melainkan bisa berlangsung lama. Selain itu, ada kekhawatiran tentang dampak tarif Trump terhadap inflasi dan pemotongan pengeluaran pemerintah di AS, yang dapat menyebabkan resesi. Meskipun ada ketidakpastian, obligasi negara dari Polandia, Rumania, dan Malaysia menunjukkan kinerja yang baik di pasar negara berkembang.