Courtesy of YahooFinance
Ikhtisar 15 Detik
- Program penetapan tol di NYC bertujuan untuk mengurangi kemacetan dan meningkatkan pendanaan transportasi.
- Gugatan hukum antara MTA dan pemerintah federal menunjukkan ketegangan politik yang mendalam.
- Dampak awal dari program ini menunjukkan pengurangan signifikan dalam jumlah kendaraan di Manhattan.
Program tol lalu lintas yang kontroversial di New York City sedang menghadapi tantangan hukum dari pemerintah Trump. Program ini, yang dikenakan biaya Rp 148.00 ribu ($9) bagi pengemudi yang masuk ke Manhattan, bertujuan untuk mengurangi kemacetan dan polusi, serta mengumpulkan dana untuk transportasi umum. Namun, Trump menyebut program ini sebagai "pembunuh bisnis" dan berusaha untuk membatalkannya. MTA (Metropolitan Transportation Authority) menggugat pemerintah federal karena mencabut persetujuan untuk program ini, yang mereka anggap melanggar kesepakatan yang telah dibuat.
Baca juga: Proyek Tol NYC Diperkirakan Akan Meningkatkan Ekonomi Hingga Rp 21.38 triliun ($1,3 Miliar)
Para ahli hukum percaya bahwa MTA memiliki peluang besar untuk menang dalam kasus ini, karena tidak ada dasar hukum yang jelas bagi pemerintah untuk membatalkan persetujuan tersebut. Program ini telah berhasil mengurangi jumlah kendaraan di zona kemacetan dan menghasilkan pendapatan yang signifikan dalam bulan pertama pelaksanaannya. Meskipun ada tantangan hukum, MTA berencana untuk melanjutkan program ini dan siap untuk mengembalikan biaya tol jika mereka kalah dalam gugatan.