Courtesy of TechCrunch
Kota Columbus di Ohio mengonfirmasi bahwa peretas telah mencuri data pribadi sekitar 500.000 penduduknya dalam serangan ransomware pada bulan Juli. Data yang dicuri termasuk nama, tanggal lahir, alamat, dokumen identifikasi, nomor Jaminan Sosial, dan rincian rekening bank. Serangan ini dilakukan oleh kelompok peretas bernama Rhysida, yang juga bertanggung jawab atas serangan siber di British Library. Mereka meminta tebusan sebesar 30 bitcoin, yang setara dengan sekitar 1,9 juta dolar pada saat itu.
Baca juga: Breach data terbesar tahun 2025 — sejauh ini
Setelah serangan, walikota Columbus menyatakan bahwa data yang dicuri kemungkinan besar sudah "rusak" dan "tidak dapat digunakan." Namun, pernyataan ini diragukan setelah seorang peneliti keamanan siber mengungkapkan bahwa informasi pribadi penduduk Columbus telah muncul di dark web. Columbus kemudian menggugat peneliti tersebut karena dianggap mengancam untuk membagikan data yang dicuri. Rhysida juga mengklaim telah mengunggah 3,1 terabyte data yang dicuri dari Columbus, yang terdiri dari lebih dari 250.000 file.