Courtesy of YahooFinance
Ikhtisar 15 Detik
- Nikola mengalami kebangkrutan setelah menghadapi berbagai tantangan dan keraguan tentang teknologi.
- Trevor Milton, pendiri Nikola, dihukum karena penipuan yang berdampak negatif pada perusahaan.
- Perusahaan lain di industri kendaraan listrik juga menghadapi kesulitan serupa, seperti Rivian dan Lucid Motors.
Nikola, sebuah startup yang berusaha membangun armada truk berat listrik, telah mengajukan kebangkrutan dan berencana untuk menutup operasinya. Didirikan pada tahun 2015 dan go public pada tahun 2020, perusahaan ini mengalami penurunan harga saham yang tajam setelah muncul keraguan tentang teknologi yang mereka kembangkan. Masalah semakin parah ketika pendiri Nikola, Trevor Milton, dihukum karena penipuan pada tahun 2022 karena membuat pernyataan palsu tentang truk listrik dan hidrogen yang mereka kembangkan.
Baca juga: Lucid akan mengakuisisi fasilitas dan aset tertentu yang berbasis di Arizona dari Nikola.
Saat ini, Nikola memiliki sekitar Rp 772.91 miliar ($47 juta) dalam kas dan berencana menggunakan sebagian dana tersebut untuk mendukung penjualan langsung dan operasi truk yang sudah ada. Meskipun telah mengeluarkan lebih dari 330 ton hidrogen dan mengirimkan 90.000 kendaraan, perusahaan ini mencatat kerugian hampir Rp 3.29 triliun ($200 juta) dalam laporan keuangannya. Nikola bukan satu-satunya perusahaan mobil listrik yang menghadapi kesulitan; beberapa startup lain juga mengalami kebangkrutan dalam beberapa tahun terakhir.