Courtesy of Axios
Ikhtisar 15 Detik
- Grok 3 berusaha untuk memberikan jawaban yang lebih bebas dan tidak terikat pada norma politik.
- Chatbot ini menunjukkan kecenderungan untuk mempertimbangkan berbagai perspektif dalam isu-isu kontroversial.
- Perbandingan antara Grok 3 dan ChatGPT menunjukkan perbedaan dalam pendekatan terhadap pertanyaan sensitif.
Elon Musk mengklaim bahwa chatbot baru dari xAI, Grok 3, lebih canggih dan lebih "based" dibandingkan pendahulunya. Dalam uji coba awal, Grok 3 memberikan jawaban yang lebih seimbang dan terkadang lebih berani dalam menjawab pertanyaan kontroversial. Misalnya, saat ditanya tentang pemilihan presiden 2020, Grok 3 menyatakan bahwa Joe Biden menang, dan saat ditanya tentang wanita transgender, Grok menjelaskan bahwa pandangan bisa berbeda tergantung pada perspektif yang diambil.
Namun, meskipun Grok 3 terkadang menggunakan kata-kata yang lebih tajam, banyak jawabannya tetap mainstream. Misalnya, saat ditanya tentang program DEI (Diversity, Equity, and Inclusion), Grok 3 menjelaskan bahwa program tersebut tidak secara inheren rasis, tetapi bisa menjadi rasis jika hanya fokus pada ras. Grok 3 juga lebih terbuka untuk membahas teori konspirasi sebagai topik yang sah, tetapi tetap memberikan pandangan yang seimbang tanpa memihak satu sisi.