Courtesy of Forbes
Martha Amram adalah CEO GLYNT.AI, sebuah perusahaan yang menyediakan data keberlanjutan untuk tim keuangan dan keberlanjutan di seluruh dunia. Saat ini, pelaporan keberlanjutan mengalami perubahan cepat karena adanya tenggat waktu regulasi yang mendekat, membuat banyak perusahaan berusaha keras untuk mengumpulkan data dan laporan mereka. Keberlanjutan kini semakin terintegrasi dengan fungsi keuangan, dan data yang dilaporkan perusahaan akan dengan cepat diakses oleh investor melalui layanan data seperti Bloomberg dan S&P Global. Hal ini menciptakan risiko pengungkapan yang tinggi, di mana CFO harus memastikan bahwa laporan keberlanjutan mereka akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Ada lima risiko pengungkapan utama yang perlu diperhatikan dalam sistem persiapan data keberlanjutan. Salah satunya adalah kesulitan dalam mengumpulkan data dari berbagai lokasi dan vendor, yang dapat menyebabkan laporan emisi yang tidak akurat. Selain itu, kesalahan dalam penghitungan data dan duplikasi dalam pengarsipan juga dapat menyebabkan laporan yang salah. Untuk menghindari masalah ini, penting bagi perusahaan untuk membangun sistem pelaporan yang terintegrasi dan akurat, sehingga data keberlanjutan dapat disiapkan dengan cara yang sama ketatnya seperti laporan keuangan. Dengan demikian, perusahaan dapat menunjukkan kemajuan mereka dalam keberlanjutan kepada investor dan menghindari kesalahan yang dapat merugikan reputasi mereka.