AS menolak untuk menandatangani deklarasi internasional tentang kecerdasan buatan.
Courtesy of SCMP

Rangkuman Berita: AS menolak untuk menandatangani deklarasi internasional tentang kecerdasan buatan.

SCMP
Dari SCMP
12 Februari 2025 pukul 00.09 WIB
31 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Pentingnya regulasi yang seimbang dalam pengembangan kecerdasan buatan.
  • Kekhawatiran tentang konsentrasi kekuatan AI di tangan segelintir pihak.
  • Perbedaan pandangan antara negara-negara mengenai pendekatan terhadap kecerdasan buatan.
Lebih dari 60 negara, termasuk China, telah menyatakan keinginan untuk menciptakan aturan yang memastikan kecerdasan buatan (AI) bersifat inklusif, transparan, aman, dan dapat dipercaya. Namun, Amerika Serikat menolak untuk menandatangani deklarasi tersebut, mengkritik Eropa karena dianggap terlalu ketat dalam mengatur AI dan memperingatkan China agar tidak menggunakan teknologi ini untuk memperkuat kekuasaannya. Dalam KTT AI di Paris, Wakil Presiden AS J.D. Vance menyampaikan bahwa terlalu banyak regulasi dapat menghambat perkembangan sektor yang sedang berkembang ini.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, juga mengingatkan bahwa kekuatan besar AI saat ini dikuasai oleh beberapa perusahaan dan negara saja, yang dapat memperburuk ketegangan geopolitik. Meskipun AI memiliki potensi untuk menyembuhkan penyakit dan meningkatkan ilmu pengetahuan, ada juga risiko seperti penyebaran konten yang menyesatkan. Vance mengajak negara-negara untuk lebih optimis dalam menghadapi perkembangan AI, daripada merasa takut akan regulasi yang berlebihan.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa tujuan dari pernyataan yang dikeluarkan oleh lebih dari 60 negara termasuk China?
A
Tujuan dari pernyataan tersebut adalah untuk memastikan bahwa kecerdasan buatan bersifat inklusif, transparan, aman, dan dapat dipercaya.
Q
Mengapa Amerika Serikat menolak untuk menandatangani deklarasi kecerdasan buatan?
A
Amerika Serikat menolak untuk menandatangani deklarasi tersebut karena mengkritik regulasi AI yang dianggap berlebihan di Eropa.
Q
Siapa yang memberikan peringatan tentang konsentrasi kekuatan AI?
A
Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal PBB, memberikan peringatan tentang konsentrasi kekuatan AI.
Q
Apa yang dikhawatirkan oleh Antonio Guterres terkait dengan AI?
A
Antonio Guterres khawatir bahwa konsentrasi pengetahuan AI dapat memperburuk divisi geopolitik.
Q
Apa yang disampaikan oleh J.D. Vance mengenai regulasi AI?
A
J.D. Vance menyampaikan bahwa regulasi yang berlebihan dapat membunuh sektor yang sedang berkembang dan menyerukan optimisme dalam pengembangan AI.

Rangkuman Berita Serupa

CEO Anthropic Dario Amodei menyebut KTT Aksi AI sebagai 'kesempatan yang terlewatkan'.TechCrunch
Teknologi
2 bulan lalu
46 dibaca
CEO Anthropic Dario Amodei menyebut KTT Aksi AI sebagai 'kesempatan yang terlewatkan'.
Saat AS dan Inggris menolak untuk menandatangani pernyataan KTT Aksi AI Paris, negara-negara lain berkomitmen untuk mengembangkan AI yang 'terbuka, inklusif, dan etis'.TechCrunch
Teknologi
2 bulan lalu
31 dibaca
Saat AS dan Inggris menolak untuk menandatangani pernyataan KTT Aksi AI Paris, negara-negara lain berkomitmen untuk mengembangkan AI yang 'terbuka, inklusif, dan etis'.
Di Paris, JD Vance mengkritik aturan AI Uni Eropa, memuji supremasi teknologi AS.TechCrunch
Teknologi
2 bulan lalu
62 dibaca
Di Paris, JD Vance mengkritik aturan AI Uni Eropa, memuji supremasi teknologi AS.
Macron mendesak Eropa untuk menyederhanakan regulasinya agar dapat kembali bersaing dalam perlombaan AI.TechCrunch
Teknologi
2 bulan lalu
115 dibaca
Macron mendesak Eropa untuk menyederhanakan regulasinya agar dapat kembali bersaing dalam perlombaan AI.
KTT AI Paris 2025: 5 Tema Kritis yang Membentuk Kebijakan AI GlobalForbes
Teknologi
2 bulan lalu
35 dibaca
KTT AI Paris 2025: 5 Tema Kritis yang Membentuk Kebijakan AI Global
Ramalan KTT AI Paris: lebih banyak pembicaraan daripada tindakanAxios
Teknologi
2 bulan lalu
82 dibaca
Ramalan KTT AI Paris: lebih banyak pembicaraan daripada tindakan