Courtesy of TechCrunch
Tahun ini, seorang pengembang Microsoft menemukan bahwa ada backdoor yang disisipkan ke dalam kode perangkat lunak open source bernama XZ Utils, yang digunakan di hampir semua sistem operasi Linux. Serangan ini dimulai dua tahun lalu oleh seseorang yang dikenal dengan nama JiaT75, dan dianggap sebagai serangan rantai pasokan yang sangat terencana. Insiden ini mengingatkan kita bahwa perangkat lunak open source, meskipun banyak digunakan, dapat menimbulkan risiko keamanan yang signifikan. Di acara TechCrunch Disrupt 2024, para ahli membahas tantangan dalam mengamankan perangkat lunak open source dan pentingnya perawatan serta pendanaan untuk menjaga keamanannya.
Para ahli seperti Aeva Black dan Luis Villa mengusulkan bahwa perusahaan harus membayar pemelihara open source untuk memperbaiki kerentanan dalam kode mereka. Black menekankan bahwa perangkat lunak open source adalah barang publik yang perlu dikelola dengan baik. Mereka juga sepakat bahwa solusi untuk keamanan open source harus melibatkan pendekatan yang beragam dan beberapa lapisan keamanan. Selain itu, penting bagi pembuat perangkat lunak untuk mengetahui perangkat lunak open source yang mereka gunakan agar dapat mengurangi risiko dan beban pada pemelihara sukarela.