Courtesy of SCMP
Perusahaan AI di Eropa masih tertinggal dibandingkan dengan pesaing dari AS dan China. Baru-baru ini, sebuah perusahaan rintisan dari Hangzhou, China, bernama DeepSeek, meluncurkan dua model bahasa besar yang dapat bersaing dengan ChatGPT dari OpenAI, tetapi dengan biaya dan daya komputasi yang jauh lebih rendah. Hal ini membuat posisi China semakin kuat dalam persaingan AI dengan AS, sementara perusahaan-perusahaan Eropa belum mampu menghasilkan produk AI yang sebanding.
Namun, para ahli teknologi percaya bahwa proyek open-source dan upaya regulasi dapat membantu Eropa mengejar ketertinggalan. Neil Lawrence dari Alan Turing Institute di London menyatakan bahwa Inggris dan sebagian besar Eropa masih jauh tertinggal dalam pengembangan dan penerapan teknologi AI. Meski begitu, ada tanda-tanda positif dari negara-negara seperti Jerman, Prancis, Finlandia, dan Swiss yang menunjukkan kemajuan dalam bidang ini.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menjadi fokus utama artikel ini?A
Artikel ini membahas tentang ketertinggalan Eropa dalam perlombaan AI dibandingkan dengan AS dan China, serta potensi proyek sumber terbuka dan regulasi untuk membantu Eropa mengejar ketertinggalan.Q
Siapa yang mengembangkan model bahasa V3 dan R1?A
Model bahasa V3 dan R1 dikembangkan oleh perusahaan rintisan DeepSeek yang berbasis di Hangzhou, China.Q
Mengapa Eropa tertinggal dalam perlombaan AI?A
Eropa tertinggal dalam perlombaan AI karena belum menghasilkan pesaing AI yang setara dengan ChatGPT atau DeepSeek.Q
Apa harapan untuk Eropa dalam pengembangan AI?A
Harapan untuk Eropa dalam pengembangan AI terletak pada proyek sumber terbuka dan upaya regulasi yang dapat membantu benua ini menciptakan jalur sendiri dalam kecerdasan buatan.Q
Siapa Neil Lawrence dan apa perannya dalam konteks ini?A
Neil Lawrence adalah seorang ahli AI senior di Alan Turing Institute yang memberikan pandangan tentang posisi Eropa dalam pengembangan dan penerapan teknologi AI.