Courtesy of Forbes
Dalam dunia permainan video, cara terbaik untuk meyakinkan orang lain tentang pandangan kita bukanlah dengan cara yang kasar atau langsung. Namun, banyak film dan permainan saat ini seringkali mengangkat isu-isu sosial dengan cara yang terlalu jelas dan menggurui. Dalam permainan terbaru dari BioWare, Dragon Age: The Veilguard, meskipun ada banyak pilihan karakter yang beragam, ada satu adegan yang menjadi sorotan di media sosial karena dianggap terlalu "woke" atau mengedepankan pesan sosial dengan cara yang tidak halus. Dalam adegan tersebut, seorang karakter yang salah menyebut jenis kelamin karakter lain harus melakukan push-up dan memberikan ceramah tentang cara meminta maaf, yang dianggap tidak sesuai dengan konteks dunia fantasi permainan tersebut.
Penulis artikel ini membandingkan pendekatan BioWare dengan karya lain yang lebih halus, seperti novel "The Bright Sword" karya Lev Grossman, yang menyertakan karakter trans tanpa mengedepankan istilah modern. Pendekatan yang lebih subtil dan terhubung dengan cerita yang lebih universal dianggap lebih efektif dalam membangun empati. Penulis merasa bahwa BioWare seharusnya bisa mengekplorasi isu identitas gender dengan cara yang lebih mendalam dan relevan dengan lore permainan, bukan dengan cara yang terasa dipaksakan. Meskipun ada kritik, penulis tetap merekomendasikan permainan ini karena masih menawarkan pengalaman yang menyenangkan.