Courtesy of CoinDesk
Sejak awal tahun 2023, Bitcoin (BTC) mengalami kenaikan harga yang teratur, dengan harga berkisar antara Rp 1.48 miliar ($90,000) hingga Rp 1.64 miliar ($100,000) . Namun, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin ke depan. Salah satunya adalah pengetatan likuiditas dolar AS, yang dapat menyebabkan penurunan aktivitas ekonomi dan meningkatkan biaya pinjaman. Selain itu, ada ketidakpastian mengenai rencana pemerintah AS untuk membentuk cadangan Bitcoin, yang sebelumnya diharapkan dapat mendorong harga BTC lebih tinggi.
Di sisi teknis, indikator kekuatan relatif (RSI) menunjukkan tanda-tanda penurunan yang mirip dengan pola yang terlihat pada puncak harga Bitcoin di tahun 2021. Jika RSI tidak berhasil melewati garis tren yang menurun, ini bisa menandakan bahwa momentum bullish Bitcoin akan melambat. Para analis memperingatkan bahwa jika kondisi ini berlanjut, bisa ada tantangan lebih besar bagi aset berisiko seperti cryptocurrency.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang terjadi dengan harga Bitcoin sejak awal 2023?A
Sejak awal 2023, Bitcoin mengalami kenaikan harga yang signifikan, tetapi saat ini sedang dalam fase konsolidasi antara $90,000 dan $100,000.Q
Apa dampak dari likuiditas dolar AS terhadap pasar cryptocurrency?A
Likuiditas dolar AS yang semakin ketat dapat menyebabkan perlambatan aktivitas ekonomi dan meningkatkan biaya pinjaman, yang berdampak negatif pada aset berisiko termasuk cryptocurrency.Q
Siapa Arthur Hayes dan apa pandangannya tentang likuiditas?A
Arthur Hayes adalah kepala petugas investasi di Maelstrom yang mengamati bahwa sumber likuiditas utama sedang menyusut, yang dapat mempengaruhi pasar crypto.Q
Mengapa Donald Trump menjadi perhatian dalam konteks Bitcoin?A
Donald Trump menjadi perhatian karena pernah berjanji untuk membentuk cadangan Bitcoin, tetapi saat ini lebih berhati-hati dalam mengevaluasi inisiatif tersebut.Q
Apa yang dimaksud dengan divergensi bearish pada RSI?A
Divergensi bearish pada RSI menunjukkan bahwa meskipun harga Bitcoin meningkat, momentum bullish mungkin melambat, mirip dengan pola yang terlihat pada puncak tahun 2021.