Courtesy of Wired
USAID, lembaga yang menangani program HIV dan AIDS, mengalami masalah besar setelah perubahan yang dilakukan oleh pemerintah baru. Banyak pegawai USAID yang kehilangan akses ke email dan sistem kerja mereka, sehingga mengganggu program-program penting yang menyelamatkan nyawa, seperti PEPFAR yang telah membantu jutaan orang sejak 2003. Meskipun ada izin darurat untuk melanjutkan beberapa kegiatan, banyak pekerjaan yang tetap terhenti, dan ini menyebabkan peningkatan jumlah bayi yang terinfeksi HIV.
Di negara-negara seperti Zambia, Nigeria, Haiti, dan Mozambique, bantuan medis yang sangat dibutuhkan, seperti obat antiretroviral, tidak dapat didistribusikan karena pegawai USAID yang bertanggung jawab sedang dalam cuti administratif. Hal ini membuat situasi semakin buruk, dan para pekerja di lapangan merasa frustrasi karena tidak bisa menghubungi pihak yang berwenang untuk mendapatkan bantuan. Banyak orang, termasuk anggota kongres, mengkhawatirkan dampak dari kebijakan ini terhadap kehidupan jutaan orang di seluruh dunia.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa dampak dari pemotongan akses email bagi pegawai USAID?A
Dampak dari pemotongan akses email bagi pegawai USAID adalah mereka tidak dapat berkomunikasi dan melanjutkan pekerjaan penting mereka, terutama dalam program kesehatan masyarakat.Q
Siapa yang menginisiasi perubahan besar di USAID?A
Perubahan besar di USAID diinisiasi oleh Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang dipimpin oleh Elon Musk.Q
Apa itu PEPFAR dan mengapa penting?A
PEPFAR adalah Rencana Darurat Presiden untuk Bantuan AIDS yang telah menyelamatkan jutaan nyawa dan penting dalam memerangi HIV/AIDS di seluruh dunia.Q
Mengapa banyak pegawai USAID ditempatkan dalam cuti administratif?A
Banyak pegawai USAID ditempatkan dalam cuti administratif karena adanya reorganisasi dan kontrol yang lebih ketat dari pemerintah, yang menghambat operasi mereka.Q
Apa yang dikatakan Asia Russell tentang kebijakan pemerintah terhadap kesehatan masyarakat?A
Asia Russell menyatakan bahwa kebijakan pemerintah mengancam nyawa jutaan orang dan mengganggu upaya bantuan kesehatan di negara-negara yang membutuhkan.