Courtesy of SCMP
Jeffrey Ding, seorang ahli kebijakan AI, menyatakan bahwa Amerika Serikat (AS) memiliki keunggulan yang kuat dibandingkan China dalam penggunaan teknologi AI canggih. Dia menjelaskan bahwa AS tidak hanya mampu menerapkan teknologi ini secara luas di seluruh ekonomi, tetapi juga dapat memanfaatkan sumber daya sipil untuk keuntungan militer. Dalam sebuah acara peluncuran lembaga pemikir yang fokus pada China, Ding menyoroti bahwa integrasi sipil-militer di China masih tertinggal dibandingkan dengan AS, contohnya adalah kurangnya dukungan dari perusahaan teknologi terkemuka China untuk layanan komputasi awan militer.
Ding juga mengingatkan bahwa dominasi AI tidak hanya bergantung pada inovasi, tetapi juga pada kemampuan suatu negara untuk mengadopsi dan mengintegrasikan teknologi tersebut. Pernyataan ini muncul di tengah perdebatan di kalangan pembuat kebijakan AS mengenai apakah mereka harus lebih aktif dalam membatasi perkembangan AI di China, terutama setelah perusahaan DeepSeek dari Hangzhou meluncurkan dua model AI baru yang sangat kuat dengan biaya dan daya komputasi yang jauh lebih rendah dibandingkan perusahaan-perusahaan Amerika.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dikatakan Jeffrey Ding tentang posisi AS dalam teknologi AI?A
Jeffrey Ding menyatakan bahwa AS memiliki 'keunggulan yang tahan lama' dalam penerapan teknologi AI dibandingkan dengan China.Q
Apa yang menjadi fokus dari think tank baru yang diluncurkan?A
Think tank baru yang diluncurkan berfokus pada isu-isu terkait China dan kebijakan internasional.Q
Mengapa DeepSeek menjadi perhatian di pasar teknologi global?A
DeepSeek menarik perhatian setelah merilis dua model AI baru yang kuat dengan biaya dan daya komputasi yang lebih rendah dibandingkan perusahaan AS.Q
Apa yang dimaksud dengan 'integrasi sipil-militer' dalam konteks China?A
Integrasi sipil-militer merujuk pada kolaborasi antara sektor sipil dan militer dalam pengembangan teknologi, yang menurut Ding masih tertinggal di China.Q
Apa argumen utama Jeffrey Ding mengenai dominasi AI?A
Argumen utama Jeffrey Ding adalah bahwa dominasi AI bergantung pada kemampuan suatu negara untuk mengadopsi dan mengintegrasikan AI, bukan hanya inovasi.