Courtesy of TechCrunch
Perusahaan AI asal China, DeepSeek, menghadapi berbagai masalah, termasuk tuduhan pencurian kekayaan intelektual, penyelidikan privasi di Eropa, dan serangan siber besar-besaran. Kini, mereka juga terlibat dalam konflik merek dagang di Amerika Serikat. DeepSeek mengajukan permohonan untuk mendaftarkan merek dagang "DeepSeek" untuk aplikasi chatbot AI mereka, tetapi terlambat 36 jam karena perusahaan lain, Delson Group Inc., sudah mendaftar lebih dulu. Delson Group mengklaim telah menjual produk AI bermerek DeepSeek sejak awal 2020 dan dipimpin oleh Willie Lu, yang memiliki pengalaman di bidang teknologi informasi dan komunikasi.
Masalah ini menjadi rumit karena hukum di AS biasanya mengakui pemilik merek dagang pertama sebagai pemilik sah. DeepSeek mungkin harus mencari kesepakatan untuk berbagi penggunaan merek jika mereka dapat membuktikan bahwa mereka beroperasi di bidang AI yang berbeda. Namun, Delson Group memiliki beberapa keuntungan, termasuk bukti penggunaan merek yang lebih awal dan situs web aktif yang menunjukkan kegiatan terkait AI. Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya perlindungan merek dagang di dunia bisnis, terutama di industri teknologi yang berkembang pesat.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dituduhkan kepada perusahaan DeepSeek?A
DeepSeek dituduh melakukan pencurian kekayaan intelektual dan menghadapi penyelidikan privasi di Eropa.Q
Siapa yang mengajukan merek dagang 'DeepSeek' sebelum DeepSeek?A
Delson Group Inc. mengajukan merek dagang 'DeepSeek' 36 jam sebelum DeepSeek.Q
Apa yang diklaim Willie Lu tentang pengalaman kerjanya?A
Willie Lu mengklaim memiliki sekitar 30 tahun pengalaman di bidang teknologi informasi dan komunikasi serta AI.Q
Mengapa DeepSeek memiliki masalah merek dagang di AS?A
DeepSeek memiliki masalah merek dagang di AS karena Delson Group mengklaim telah menggunakan merek tersebut sejak 2020.Q
Apa yang terjadi dengan OpenAI terkait merek dagang?A
OpenAI gagal mendaftarkan merek 'GPT' karena dianggap terlalu umum dan terlibat dalam sengketa merek dengan Guy Ravine terkait 'Open AI'.