Courtesy of TechCrunch
Perusahaan AI asal Tiongkok, DeepSeek, baru-baru ini merilis model pemikirannya yang disebut R1, dan banyak orang di industri teknologi menganggapnya sebagai terobosan besar. Model R1 diklaim dapat bersaing atau bahkan lebih baik dari model OpenAI, dengan biaya pelatihan yang jauh lebih rendah, yaitu sekitar Rp 92.09 miliar ($5,6 juta) . Meskipun ada sanksi dari AS yang membatasi penjualan chip canggih ke perusahaan Tiongkok, DeepSeek berhasil menciptakan inovasi yang efisien. Namun, ada juga skeptisisme mengenai klaim biaya rendah ini, dengan beberapa pihak berpendapat bahwa ini mungkin hanya strategi untuk merusak daya saing AI di AS.
Diskusi tentang keberhasilan DeepSeek ini memicu berbagai pendapat di kalangan para pemimpin industri. Beberapa percaya bahwa keberhasilan DeepSeek akan menguntungkan pesaingnya di AS karena dapat mempercepat permintaan penggunaan AI. Sementara itu, ada juga yang berpendapat bahwa model sumber terbuka seperti yang digunakan DeepSeek menunjukkan bahwa inovasi dapat terjadi tanpa harus bergantung pada sumber daya yang mahal. Saat ini, aplikasi asisten AI DeepSeek menjadi aplikasi gratis terpopuler di Apple App Store, mengalahkan ChatGPT.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dirilis oleh perusahaan DeepSeek?A
DeepSeek merilis model pemodelan terbuka R1.Q
Siapa yang memberikan pujian terhadap DeepSeek dan apa yang dikatakannya?A
Marc Andreessen menyebut DeepSeek sebagai salah satu terobosan paling mengesankan yang pernah ia lihat.Q
Apa yang dikatakan Neal Khosla tentang DeepSeek?A
Neal Khosla menyebut DeepSeek sebagai 'psikologis negara ccp' dan meragukan klaim biaya rendah mereka.Q
Mengapa Yann LeCun berpendapat bahwa model open source lebih baik?A
Yann LeCun berpendapat bahwa model open source dapat melampaui model proprietary karena kolaborasi dalam penelitian terbuka.Q
Apa dampak keberhasilan DeepSeek terhadap pasar ekuitas AS menurut Holger Zschaepitz?A
Holger Zschaepitz menyatakan bahwa keberhasilan DeepSeek dapat menjadi ancaman terbesar bagi pasar ekuitas AS.