Courtesy of Forbes
Colossal Biosciences, sebuah perusahaan bioteknologi yang berbasis di Dallas, baru-baru ini mendapatkan dana sebesar Rp 3.29 triliun ($200 juta) untuk mempercepat upayanya dalam menghidupkan kembali mamut berbulu, spesies yang punah sekitar 4.000 tahun yang lalu. Selain mamut, mereka juga sedang meneliti cara untuk menghidupkan kembali burung Dodo dan harimau Tasmania. Tujuan utama dari proyek ini bukan hanya untuk nostalgia, tetapi juga untuk membantu mengatasi perubahan iklim dengan mengembalikan mamut ke lingkungan Arktik, yang diharapkan dapat memperbaiki ekosistem dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Proses menghidupkan kembali mamut melibatkan teknik rekayasa genetik canggih, di mana ilmuwan mengambil DNA dari spesimen yang diawetkan dan mengeditnya menggunakan alat CRISPR-Cas9 untuk menciptakan embrio hibrida yang memiliki sifat mamut. Meskipun proyek ini menarik perhatian banyak orang, ada juga kekhawatiran etis dan praktis, seperti dampak terhadap spesies yang ada dan kesejahteraan hewan. Colossal Biosciences berambisi untuk mengubah cara kita memandang konservasi dan menghidupkan kembali spesies yang hilang, tetapi juga mengingatkan kita akan tanggung jawab untuk melindungi spesies yang masih ada.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa tujuan utama Colossal Biosciences?A
Tujuan utama Colossal Biosciences adalah untuk menghidupkan kembali spesies yang telah punah, seperti mammoth berbulu, Dodo, dan Tasmanian Tiger.Q
Bagaimana cara Colossal menghidupkan kembali mammoth berbulu?A
Colossal menghidupkan kembali mammoth berbulu dengan menggunakan teknologi CRISPR-Cas9 untuk mengedit DNA dari gajah Asia dan menciptakan embrio hibrida.Q
Apa dampak potensial dari menghidupkan kembali mammoth berbulu terhadap perubahan iklim?A
Menghidupkan kembali mammoth berbulu dapat membantu mengurangi emisi metana dengan meregenerasi padang rumput dan memperlambat pencairan permafrost.Q
Mengapa Dodo dan Tasmanian Tiger juga menjadi fokus penelitian Colossal?A
Dodo dan Tasmanian Tiger menjadi fokus penelitian Colossal karena mereka dapat memberikan wawasan tentang pemulihan ekosistem yang rentan terhadap kehilangan spesies.Q
Apa tantangan etis yang dihadapi dalam proyek de-extinction ini?A
Tantangan etis dalam proyek de-extinction termasuk risiko gangguan ekologi, kesejahteraan hewan, dan potensi pengalihan sumber daya dari konservasi spesies yang masih ada.