Courtesy of Reuters
UBS Group, bank terbesar di Swiss, melaporkan keuntungan bersih sebesar Rp 23.02 triliun ($1,4 miliar) pada kuartal ketiga tahun ini, jauh lebih tinggi dari perkiraan analis yang hanya Rp 12.17 triliun ($740 juta) . Pendapatan UBS juga mencapai Rp 202.27 triliun ($12,3 miliar) , melebihi ekspektasi yang sebesar Rp 189.12 triliun ($11,5 miliar) . CEO UBS, Sergio Ermotti, menyatakan bahwa mereka berhasil mengurangi biaya dan meningkatkan pendapatan, terutama di wilayah Amerika dan Asia-Pasifik. UBS juga telah menyelesaikan gelombang pertama migrasi klien dari Credit Suisse, bank yang mereka akuisisi tahun lalu.
Meskipun UBS menunjukkan kinerja yang baik, ada ketidakpastian di pasar akibat konflik geopolitik dan pemilihan mendatang di AS yang dapat mempengaruhi perilaku investor. Pemerintah Swiss juga menginginkan UBS untuk memiliki lebih banyak modal guna mencegah kemungkinan kebangkrutan seperti yang dialami Credit Suisse. UBS dan lobi perbankan di negara itu khawatir bahwa regulasi yang ketat dapat mengurangi daya saing sektor perbankan.