Courtesy of Forbes
Sebuah studi baru menunjukkan bahwa wanita memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan long Covid dibandingkan pria, meskipun pria lebih mungkin mengalami infeksi Covid-19 yang parah dan memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi. Wanita berisiko 1,31 kali lebih besar mengalami long Covid, terutama pada mereka yang berusia di bawah 55 tahun. Penelitian ini menyebutkan bahwa perbedaan hormon mungkin menjadi salah satu penyebab tingginya prevalensi long Covid pada wanita. Selain itu, kondisi kesehatan kronis seperti penyakit autoimun dan sindrom kelelahan kronis lebih umum terjadi pada wanita.
Data menunjukkan bahwa hampir dua kali lebih banyak wanita yang melaporkan gejala long Covid dibandingkan pria. Penelitian juga menemukan bahwa wanita yang hamil dan wanita yang mengalami menopause memiliki risiko yang berbeda dalam mengembangkan long Covid. Para peneliti menyarankan perlunya memahami lebih dalam tentang perbedaan risiko ini agar dapat memberikan perawatan yang lebih tepat bagi kelompok yang berisiko tinggi. Mereka juga mengusulkan terapi berbasis hormon untuk membantu mengurangi gejala long Covid pada wanita.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang ditemukan dalam studi JAMA mengenai risiko long Covid pada wanita?A
Studi JAMA menemukan bahwa wanita memiliki risiko 1,31 kali lebih tinggi untuk mengalami long Covid dibandingkan pria.Q
Mengapa wanita lebih berisiko mengalami long Covid dibandingkan pria?A
Wanita lebih berisiko mengalami long Covid karena perbedaan tingkat hormon dan kondisi kesehatan yang lebih umum terjadi pada wanita.Q
Apa peran CDC dalam penelitian long Covid?A
CDC melakukan survei yang menunjukkan bahwa hampir dua kali lebih banyak wanita melaporkan gejala long Covid dibandingkan pria.Q
Apa hubungan antara hormon dan risiko long Covid pada wanita?A
Hormon dapat mempengaruhi respons inflamasi dan risiko komorbiditas yang berkontribusi pada peningkatan risiko long Covid pada wanita.Q
Bagaimana dampak dari perbedaan gender dalam risiko long Covid terhadap kesehatan publik?A
Perbedaan gender dalam risiko long Covid dapat mempengaruhi strategi kesehatan publik dan pengembangan terapi yang lebih spesifik.