Courtesy of YahooFinance
Di Jepang, para pengecer mulai memberikan kenaikan gaji yang besar untuk tahun kedua berturut-turut. Hal ini terjadi karena jumlah pekerja yang semakin sedikit dan inflasi yang meningkat, sehingga sulit bagi perusahaan untuk menarik dan mempertahankan karyawan. Pihak-pihak yang berwenang, termasuk Bank of Japan, melihat kenaikan gaji ini sebagai tanda positif setelah 25 tahun stagnasi. Beberapa serikat pekerja bahkan meminta kenaikan gaji hingga 7% untuk pekerja paruh waktu pada tahun 2025.
Namun, meskipun ada kenaikan gaji, ada kekhawatiran bahwa hal ini dapat meningkatkan biaya bagi pengecer dan tidak semua pekerja akan menghabiskan uang tambahan mereka. Beberapa pekerja merasa lebih memilih untuk menabung daripada menghabiskan uang mereka, meskipun mereka berharap gaji mereka akan terus meningkat. Dengan populasi pekerja yang terus menyusut, perusahaan harus berjuang untuk mempertahankan karyawan, tetapi ada keraguan apakah mereka dapat terus memberikan kenaikan gaji di masa depan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menyebabkan kenaikan gaji di sektor ritel Jepang?A
Kenaikan gaji di sektor ritel Jepang disebabkan oleh populasi pekerja yang menyusut dan inflasi yang meningkat, yang membuat sulit untuk menarik dan mempertahankan staf.Q
Siapa yang memimpin Bank of Japan dan apa pandangannya tentang kenaikan gaji?A
Kazuo Ueda adalah Gubernur Bank of Japan yang optimis tentang prospek kenaikan gaji dan menyatakan bahwa ada banyak pembicaraan positif mengenai prospek upah.Q
Apa yang diharapkan oleh UA Zensen untuk kenaikan gaji di tahun 2025?A
UA Zensen mengharapkan kenaikan gaji sebesar 6% untuk pekerja penuh waktu dan 7% untuk pekerja paruh waktu pada tahun 2025.Q
Bagaimana dampak kenaikan gaji terhadap laba perusahaan ritel?A
Kenaikan gaji telah meningkatkan biaya tenaga kerja, yang berdampak negatif pada laba perusahaan ritel seperti Life Corp dan Aeon.Q
Apa yang dikatakan pekerja tentang perubahan pola belanja mereka?A
Pekerja menunjukkan bahwa meskipun mereka berharap gaji mereka meningkat, mereka cenderung lebih memilih untuk menabung daripada menghabiskan uang tambahan tersebut.