Courtesy of TechCrunch
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa karyawan dari startup yang bangkrut berisiko tinggi mengalami pencurian data pribadi, seperti pesan di Slack, nomor Jaminan Sosial, dan informasi rekening bank. Peneliti Dylan Ayrey, CEO Truffle Security, menemukan bahwa jika peretas membeli domain dari startup yang sudah tidak beroperasi, mereka dapat mengakses aplikasi cloud yang digunakan oleh karyawan, termasuk aplikasi chat dan video. Dengan cara ini, peretas bisa mendapatkan alamat email karyawan dan menggunakan opsi "Sign in with Google" untuk mengakses lebih banyak informasi.
Meskipun Google memiliki teknologi untuk mencegah risiko ini, seperti sub-identifier yang unik untuk setiap akun, Ayrey menemukan bahwa sistem ini tidak selalu dapat diandalkan. Google awalnya menolak untuk mengakui masalah ini, tetapi setelah Ayrey memberikan presentasi di konferensi keamanan, mereka mengubah pendapat dan memberikan penghargaan kepadanya. Meskipun belum ada solusi teknis yang diterapkan, Google menyarankan agar pendiri startup memastikan semua layanan cloud ditutup dengan benar saat perusahaan ditutup.
Pertanyaan Terkait
Q
Siapa yang menemukan masalah pencurian data di startup yang gagal?A
Masalah pencurian data di startup yang gagal ditemukan oleh Dylan Ayrey.Q
Apa yang dilakukan Dylan Ayrey di konferensi ShmooCon?A
Dylan Ayrey memberikan presentasi tentang celah keamanan yang ia temukan di Google OAuth.Q
Mengapa karyawan startup yang gagal berisiko tinggi terhadap pencurian data?A
Karyawan startup yang gagal berisiko tinggi karena banyak startup menggunakan aplikasi Google dan perangkat lunak cloud yang rentan.Q
Apa itu sub-identifier dalam konteks Google OAuth?A
Sub-identifier adalah serangkaian angka unik untuk setiap akun Google yang membantu mengidentifikasi pengguna saat login.Q
Bagaimana Google menanggapi temuan Dylan Ayrey tentang masalah keamanan ini?A
Google awalnya menolak temuan Dylan Ayrey tetapi kemudian membuka kembali tiket dan memberikan hadiah setelah presentasinya diterima di ShmooCon.