Courtesy of Axios
Komite Nasional Demokrat (DNC) sedang mempersiapkan strategi baru untuk merespons kembalinya Donald Trump ke kursi kepresidenan. Mereka akan menggunakan tim media sosial yang sukses dari kampanye Kamala Harris untuk meluncurkan inisiatif baru bernama @FactPostNews. Inisiatif ini bertujuan untuk melawan informasi yang salah dan memberikan fakta tentang tindakan pemerintahan Trump melalui meme, video, dan grafik di berbagai platform media sosial seperti X, Threads, dan Bluesky, serta akan diperluas ke TikTok, Facebook, dan Instagram.
DNC juga berencana untuk menyerang kebijakan ekonomi Trump dengan menyoroti kekayaan pribadi para calon anggota kabinetnya yang diperkirakan mencapai lebih dari Rp 164.45 triliun ($10 miliar) . Mereka ingin menunjukkan bahwa kebijakan Trump dapat membalikkan kemajuan ekonomi yang telah dicapai di bawah Presiden Biden. Dengan langkah-langkah ini, DNC berusaha untuk memperkuat kehadiran mereka di media sosial dan mempersiapkan pesan untuk pemilihan mendatang pada tahun 2026 dan 2028.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa tujuan dari inisiatif @FactPostNews yang diluncurkan oleh DNC?A
Tujuan dari inisiatif @FactPostNews adalah untuk melawan misinformasi online dan merespons tindakan pemerintahan Trump dengan menyebarkan fakta melalui meme, video, dan grafik.Q
Siapa yang akan menjalankan akun media sosial @FactPostNews?A
Akun media sosial @FactPostNews akan dijalankan oleh banyak orang yang sebelumnya mengelola akun @KamalaHQ selama kampanye 2024.Q
Mengapa DNC merasa perlu untuk meningkatkan kehadiran online mereka?A
DNC merasa perlu untuk meningkatkan kehadiran online mereka setelah pemilihan yang mengecewakan, terutama untuk menjangkau audiens baru.Q
Apa yang menjadi fokus utama DNC dalam menghadapi pemerintahan Trump yang baru?A
Fokus utama DNC adalah menyerang kebijakan ekonomi Trump dan menyoroti kekayaan pribadi dari banyak pilihan kabinet Trump.Q
Bagaimana DNC berencana untuk menyerang kebijakan ekonomi Trump?A
DNC berencana untuk menyoroti bahwa kebijakan yang diusulkan Trump dapat membalikkan kemajuan ekonomi yang telah dicapai di bawah kepemimpinan Presiden Biden.