Courtesy of YahooFinance
AbbVie, sebuah perusahaan bioteknologi, mengumumkan bahwa mereka akan mengalami kerugian sebesar Rp 57.56 triliun ($3,5 miliar) akibat kegagalan obat yang mereka peroleh dari akuisisi Cerevel Therapeutics. Obat tersebut, yang bernama emraclidine, ditujukan untuk mengobati skizofrenia pada orang dewasa. Namun, dalam uji coba fase 2, obat ini tidak mencapai hasil yang diharapkan. Setelah hasil uji coba tersebut, AbbVie melakukan evaluasi dan menemukan bahwa proyeksi pendapatan masa depan dari obat ini menurun secara signifikan.
Baca juga: 2 Saham Dividen yang Menentang Penurunan Pasar untuk Dibeli untuk Pendapatan Pasif Seumur Hidup
Akibat pengumuman ini, saham AbbVie mengalami penurunan sebesar 1%. Meskipun demikian, dalam setahun terakhir, saham perusahaan ini masih mengalami kenaikan sekitar 7%. Kegagalan obat ini menjadi pelajaran penting bagi perusahaan dalam mengembangkan produk baru di bidang kesehatan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diumumkan oleh AbbVie terkait emraclidine?A
AbbVie mengumumkan bahwa mereka akan mengambil biaya impairment sebesar $3.5 miliar terkait dengan emraclidine.Q
Mengapa AbbVie mengalami kerugian sebesar $3.5 miliar?A
AbbVie mengalami kerugian sebesar $3.5 miliar karena emraclidine tidak mencapai tujuan utama dalam uji klinis fase 2.Q
Apa hasil dari uji klinis fase 2 emraclidine?A
Hasil dari uji klinis fase 2 menunjukkan bahwa emraclidine tidak memenuhi tujuan utama yang ditetapkan.Q
Apa dampak dari hasil uji klinis terhadap proyeksi arus kas AbbVie?A
Dampak dari hasil uji klinis menyebabkan penurunan signifikan dalam proyeksi arus kas masa depan untuk produk tersebut.Q
Bagaimana reaksi pasar terhadap pengumuman AbbVie?A
Reaksi pasar menunjukkan bahwa saham AbbVie turun 1% setelah pengumuman, meskipun sahamnya naik sekitar 7% dalam setahun terakhir.