Courtesy of Reuters
Microsoft diperkirakan akan melaporkan pertumbuhan pendapatan kuartalan terlemahnya dalam setahun, terutama karena kekhawatiran tentang investasi besar dalam teknologi kecerdasan buatan (AI) yang belum memberikan hasil yang signifikan. Meskipun Microsoft dianggap sebagai pemimpin dalam pengembangan AI, produk utamanya, seperti asisten Copilot yang berharga Rp 493.35 ribu ($30) per bulan, tidak diadopsi sebagaimana diharapkan. Ada kekhawatiran mengenai pengeluaran yang meningkat dan kurangnya bukti keuntungan dari AI, yang membuat investor ragu.
Sementara itu, unit komputasi awan Microsoft, Azure, diperkirakan mengalami pertumbuhan sekitar 33%, tetapi ada penurunan dalam kecepatan pertumbuhan secara keseluruhan. Meskipun Microsoft melaporkan bahwa pendapatan total mungkin meningkat 14,1% menjadi Rp 1.06 quadriliun ($64,51 miliar) , investor masih skeptis terhadap kemampuan adopsi Copilot, meskipun ada harapan untuk perbaikan dalam penggunaannya. Sementara itu, unit produktivitas yang mencakup Office dan LinkedIn diharapkan tumbuh stabil, dan unit komputasi pribadi mungkin juga menunjukkan peningkatan seiring stabilnya pasar PC.