Courtesy of SCMP
Beberapa pendukung teori konspirasi yang disebut pseudo-sejarah berargumen bahwa banyak karya sastra Yunani klasik, termasuk tulisan Aristoteles, adalah palsu. Teori ini semakin populer di kalangan masyarakat, terutama di Tiongkok, di mana beberapa akademisi nasionalis membantu menyebarkannya. Mantineia Liu, seorang mahasiswa pascasarjana di Universitas Fudan, mengamati bahwa dalam sepuluh tahun terakhir, ide ini telah menyebar dari kelompok kecil ke diskusi yang lebih luas, bahkan sering dibahas oleh anggota keluarganya saat berkumpul.
Meskipun banyak akademisi yang menganggap pandangan ini sebagai lelucon dan tidak serius, teori ini tetap menarik perhatian publik. Seorang profesor di universitas terkemuka di Tiongkok menyatakan bahwa orang-orang yang benar-benar tertarik pada filsafat dan sejarah kuno tidak mempercayai pandangan ini, tetapi banyak orang awam yang terpengaruh oleh teori tersebut.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dimaksud dengan pseudo-sejarah dalam konteks artikel ini?A
Pseudo-sejarah merujuk pada pandangan bahwa banyak karya sastra klasik Yunani, termasuk karya Aristoteles, adalah palsu.Q
Siapa Mantineia Liu dan apa perannya dalam artikel ini?A
Mantineia Liu adalah seorang mahasiswa pascasarjana di Universitas Fudan yang mempelajari filosofi klasik Barat dan mengamati penyebaran teori konspirasi ini.Q
Mengapa teori konspirasi tentang literatur Yunani semakin populer di Tiongkok?A
Teori konspirasi tentang literatur Yunani semakin populer karena dukungan dari intelektual nasionalis dan penyebaran informasi di media sosial.Q
Apa tanggapan akademisi terhadap teori konspirasi ini?A
Akademisi menganggap pandangan ini sebagai lelucon dan tidak diterima oleh mereka yang benar-benar tertarik pada filosofi kuno.Q
Bagaimana penyebaran ide ini mempengaruhi percakapan keluarga Mantineia Liu?A
Ide ini telah menjadi topik pembicaraan di antara anggota keluarga Liu, terutama saat perayaan seperti Tahun Baru Imlek.