Courtesy of Reuters
Perusahaan real estate asal Swedia, SBB, baru saja menyelesaikan penawaran tukar utang yang memungkinkan mereka untuk mengurangi utang dan memiliki lebih banyak fleksibilitas dalam menjual properti. Sebanyak 95% pemegang obligasi setuju untuk menukar utang senilai 2,78 miliar euro dengan sekuritas baru. Langkah ini diharapkan dapat membantu SBB mengatasi masalah keuangan yang muncul akibat lonjakan inflasi dan suku bunga yang terjadi antara tahun 2022 dan 2023.
CEO SBB, Leiv Synnes, menyatakan bahwa perusahaan telah menunjukkan kemampuan dalam melakukan transaksi properti dan berkomunikasi dengan kreditur. Meskipun harga saham SBB meningkat 22% setelah pengumuman ini, nilai sahamnya masih turun lebih dari 90% dibandingkan puncaknya pada tahun 2022. SBB berencana untuk terus merestrukturisasi dan mengurangi utang mereka di masa depan.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dilakukan SBB untuk mengatasi masalah utangnya?A
SBB melakukan penawaran tukar utang yang melibatkan obligasi senilai 2,78 miliar euro untuk mendapatkan sekuritas baru.Q
Siapa CEO SBB dan apa perannya dalam restrukturisasi?A
CEO SBB adalah Leiv Synnes, yang memimpin perusahaan dalam proses restrukturisasi dan berkomitmen untuk menurunkan utang.Q
Apa yang dikatakan analis tentang risiko likuiditas SBB?A
Analis menyatakan bahwa konversi utang yang tinggi mengurangi risiko likuiditas bagi SBB dari gugatan yang akan datang.Q
Bagaimana reaksi pasar saham terhadap pengumuman SBB?A
Pasar saham menunjukkan reaksi positif dengan harga saham SBB naik 22% setelah pengumuman restrukturisasi.Q
Apa yang direncanakan SBB setelah menyelesaikan penawaran tukar utang?A
SBB merencanakan untuk melakukan lebih banyak transaksi properti dan melanjutkan restrukturisasi untuk menurunkan utangnya.