Courtesy of TechCrunch
Perusahaan nuklir Oklo telah menandatangani kesepakatan besar dengan operator pusat data Switch untuk membangun reaktor modular kecil (SMR) yang dapat menghasilkan 12 gigawatt listrik hingga tahun 2044. Listrik ini akan digunakan untuk pusat data yang melayani banyak perusahaan besar seperti Google dan Tesla. Namun, Oklo belum mendapatkan persetujuan dari Komisi Regulasi Nuklir (NRC) setelah aplikasi sebelumnya ditolak pada tahun 2022, dan kesepakatan ini juga tidak mengikat.
Oklo berencana untuk mengajukan aplikasi baru pada tahun 2025 dengan harapan undang-undang baru yang mulai berlaku tahun depan dapat mempercepat proses persetujuan. Jika berhasil, Oklo harus membangun banyak pembangkit listrik SMR, dengan reaktor pertama yang ditargetkan beroperasi pada tahun 2027. Namun, mereka akan menghadapi persaingan ketat dari perusahaan nuklir lain dan proyek energi terbarukan yang semakin murah, seperti proyek energi terbarukan senilai Rp 328.90 triliun ($20 miliar) yang didukung oleh Google.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dilakukan Oklo dalam kesepakatan dengan Switch?A
Oklo menandatangani kesepakatan untuk membangun reaktor modular kecil yang akan menghasilkan energi untuk pusat data Switch.Q
Siapa yang mendukung Oklo dan berapa banyak energi yang ingin mereka hasilkan?A
Sam Altman mendukung Oklo dan mereka ingin menghasilkan 12 gigawatt energi hingga tahun 2044.Q
Apa tantangan utama yang dihadapi Oklo dalam proyek ini?A
Tantangan utama adalah mendapatkan persetujuan dari NRC dan memenuhi tenggat waktu internal mereka.Q
Siapa pesaing utama Oklo di pasar energi nuklir?A
Pesaing utama Oklo adalah Kairos, yang telah mendapatkan persetujuan dari NRC dan memiliki kesepakatan dengan Google.Q
Apa yang dilakukan Google terkait proyek energi terbarukan?A
Google membantu mengamankan kesepakatan energi terbarukan senilai $20 miliar yang mencakup solar, angin, dan baterai.