Courtesy of Axios
Senjata biasa kini menjadi alat pertahanan yang efektif melawan serangan drone, terutama terlihat dalam konflik Rusia-Ukraina. Dalam situasi ini, senjata seperti senapan dan shotgun digunakan untuk menembak drone target dengan bantuan teknologi dari perusahaan ZeroMark. Mereka mengembangkan sistem yang membantu penembak untuk lebih akurat dengan menggunakan kombinasi visi komputer dan robotika, tanpa mengubah cara dasar penggunaan senjata. Meskipun tidak semua tembakan berhasil, teknologi ini memberikan dukungan tambahan bagi para penembak.
ZeroMark baru-baru ini mendapatkan pendanaan sebesar Rp 115.11 miliar ($7 juta) untuk mengembangkan sistem kontrol tembakan yang dapat digunakan oleh militer. Dengan banyaknya pilihan alat pertahanan drone di pasar, seperti interceptor dan optik khusus, penting bagi tentara untuk memiliki alat yang efektif saat menghadapi situasi berbahaya. CEO ZeroMark, Joel Anderson, menekankan bahwa meskipun menembak drone mirip dengan pertempuran, alat yang tepat dapat membantu meningkatkan kemampuan penembak.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang dilakukan ZeroMark dalam demonstrasi pertahanan drone?A
ZeroMark melakukan demonstrasi sistem kontrol tembakan yang inovatif untuk menembak drone dengan menggunakan senjata biasa.Q
Siapa Joel Anderson dan apa perannya di ZeroMark?A
Joel Anderson adalah CEO ZeroMark yang menjelaskan bagaimana sistem mereka dapat meningkatkan kemampuan menembak.Q
Apa teknologi yang digunakan oleh ZeroMark untuk meningkatkan akurasi tembakan?A
ZeroMark menggunakan kombinasi visi komputer dan robotika untuk membantu menjaga senjata terfokus pada target.Q
Mengapa pertahanan terhadap drone menjadi penting dalam konteks militer?A
Pertahanan terhadap drone menjadi penting karena ancaman yang ditimbulkan oleh teknologi unmanned dalam konflik modern.Q
Apa yang diungkapkan oleh Anderson tentang pengalaman menembak drone?A
Anderson menyatakan bahwa menembak drone mirip dengan terlibat dalam baku tembak, dan penting untuk memiliki alat yang berfungsi dengan baik.