Courtesy of InterestingEngineering
Bendungan Besar Renaissance Ethiopia (GERD) yang terletak di Sungai Nil Biru akan menjadi pembangkit listrik tenaga air terbesar di Afrika dan salah satu yang terbesar di dunia. Dengan kapasitas produksi sekitar 6.450 megawatt, GERD diharapkan dapat menjadikan Ethiopia sebagai eksportir energi utama di kawasan tersebut. Proyek ini menelan biaya sekitar Rp 82.22 triliun ($5 miliar) dan akan mendukung pertumbuhan ekonomi Ethiopia serta memenuhi kebutuhan energi lokal. Namun, proyek ini juga menimbulkan ketegangan regional, terutama dengan Mesir dan Sudan, yang khawatir tentang dampaknya terhadap pasokan air mereka.
Baca juga: Mengapa China secara diam-diam membantu Afrika membangun Tembok Hijau Besar di sepanjang Sahara?
GERD dirancang dengan teknik rekayasa modern dan memiliki reservoir yang dapat menampung hingga 74 miliar meter kubik air. Meskipun menawarkan manfaat ekonomi, proyek ini juga menimbulkan masalah lingkungan, seperti kehilangan air akibat penguapan dan dampak terhadap pertanian di Mesir dan Sudan. Sementara Ethiopia berpendapat bahwa GERD penting untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup, ketegangan diplomatik mengenai hak air Sungai Nil masih menjadi tantangan besar yang harus dihadapi untuk mencapai stabilitas regional.