Courtesy of InterestingEngineering
Sekelompok mahasiswa dari Swiss Federal Institute of Technology Lausanne berhasil melakukan uji coba roket pertama di Eropa yang dikenal sebagai "rocket hop test". Uji coba ini penting untuk mengembangkan roket yang dapat digunakan kembali, mirip dengan yang dilakukan oleh SpaceX dengan roket Falcon 9 dan Starship. Kelompok ini, yang bernama Gruyère Space Program (GSP), menciptakan roket demonstrator bernama Colibri yang memiliki tinggi 2,5 meter. Pada tanggal 18 Oktober, Colibri berhasil terbang setinggi 105 meter dan kembali mendarat dengan sukses setelah terbang selama 60 detik.
Colibri dilengkapi dengan mesin roket F-100 yang diproduksi sendiri dan menghasilkan daya dorong sebesar 1,2 kN saat diluncurkan. GSP mengembangkan Colibri dengan biaya kurang dari 250.000 Franc Swiss (sekitar Rp 4.74 juta ($288.000) ). Selain itu, mereka juga menambahkan potongan keju pada salah satu kaki pendaratan Colibri sebagai penghormatan terhadap warisan Swiss mereka. GSP berharap untuk menunjukkan bahwa mahasiswa dapat melakukan uji coba roket yang dapat digunakan kembali sebelum perusahaan swasta atau badan antariksa lainnya melakukannya. Keberhasilan ini menjadi langkah awal bagi GSP untuk mengembangkan layanan pelacakan dan pengawasan ruang angkasa pada tahun 2027.