Courtesy of Reuters
Pada konferensi Reuters NEXT di New York, para pemimpin Wall Street dan pengambil keputusan bisnis mengharapkan peningkatan dalam merger dan akuisisi besar setelah pemilihan presiden mendatang. Mereka percaya bahwa kebijakan yang lebih ramah bisnis di bawah pemerintahan Trump akan mengurangi tekanan regulasi yang sebelumnya menghambat transaksi besar. Tom Miles dari Morgan Stanley menyatakan bahwa tidak ada kesepakatan di atas Rp 657.80 triliun ($40 miliar) pada tahun 2024, tetapi mereka berharap transaksi besar akan kembali muncul pada tahun 2025.
Baca juga: Morgan Stanley mencatatkan laba yang melebihi perkiraan, CEO optimis tentang kesepakatan.
Selain itu, industri ekuitas swasta memiliki sekitar Rp 65.78 quadriliun ($4 triliun) yang belum digunakan, dan mereka memperkirakan lonjakan dalam volume akuisisi tahun depan. Meskipun ada tantangan seperti ketidakpastian kebijakan dan inflasi, para eksekutif optimis bahwa minat dari pembeli asing untuk perusahaan-perusahaan AS yang berkembang pesat akan memberikan dorongan tambahan bagi aktivitas merger dan akuisisi.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang diharapkan oleh para CEO Wall Street terkait M&A di bawah pemerintahan Trump?A
Para CEO Wall Street mengharapkan peningkatan aktivitas merger dan akuisisi di bawah pemerintahan Trump.Q
Siapa yang diangkat Trump sebagai ketua FTC dan apa janjinya?A
Trump mengangkat Andrew Ferguson untuk menggantikan Lina Khan sebagai ketua FTC, yang berjanji untuk mengurangi pengawasan terhadap penggabungan besar.Q
Apa tantangan yang dihadapi oleh aktivitas M&A saat ini?A
Tantangan yang dihadapi termasuk ketidakpastian kebijakan, proteksionisme, dan tekanan inflasi.Q
Berapa banyak modal yang dimiliki industri private equity yang belum digunakan?A
Industri private equity memiliki sekitar $4 triliun modal yang belum digunakan.Q
Apa dampak dari kebijakan ekonomi Trump terhadap pasar M&A?A
Kebijakan ekonomi Trump diharapkan dapat memberikan dorongan positif bagi pasar M&A melalui pengurangan pajak dan deregulasi.