
Polymarket, platform pasar prediksi terkemuka, menghadapi tantangan besar setelah didenda oleh CFTC di Amerika Serikat pada tahun 2022 atas pelanggaran aturan pelaporan swap, yang menyebabkan larangan operasional secara efektif di negara tersebut. Walaupun begitu, perusahaan tetap tumbuh dan mempertahankan pengaruh besar terutama dalam prediksi pemilu di AS.
CEO Polymarket, Shayne Coplan, dan CMO Matthew Modabber kini tengah fokus pada peluncuran ulang aplikasi mereka di AS. Saat ini, aplikasi versi AS tersebut masih dalam tahap uji coba internal dan hanya dapat diakses melalui undangan khusus untuk pengguna terpilih. Langkah ini merupakan upaya untuk mematuhi peraturan dan menghindari masalah hukum di masa depan.
Pada Juli lalu, Polymarket mengakuisisi bursa derivatif QCX yang menerima surat no-action dari CFTC pada September, membuka jalan bagi relaunch aplikasi mereka di AS. Akuisisi ini menjadi bukti posisi Polymarket dalam pasar serta meningkatkan kepercayaan investor, termasuk Intercontinental Exchange yang menanamkan investasi 2 miliar dolar, menjadikan valuasi Polymarket mencapai 9 miliar dolar.
Persiapan peluncuran token POLY yang sudah lama dirumorkan juga sedang berjalan, bersama dengan rencana airdrop token bagi pengguna aktif platform. Namun, Modabber menegaskan bahwa mereka akan fokus terlebih dahulu pada peluncuran aplikasi di AS sebelum melanjutkan ke peluncuran token, untuk memastikan peluncuran yang matang dan berkelanjutan.
Perubahan signifikan dalam peluang peluncuran token juga terlihat, dengan prediksi meningkat dari 11% menjadi 29% untuk pengumuman token resmi sebelum tahun 2026. Hal ini menunjukkan antisipasi dan optimisme komunitas terhadap langkah selanjutnya dari Polymarket setelah penguatan posisi mereka di pasar Amerika Serikat.