
Para peneliti di Universitas Tsinghua, Tiongkok, berhasil menciptakan sebuah chip optik kecil berukuran kuku jari yang bisa melihat dunia dan bintang-bintang dengan warna sangat presisi. Chip ini dinamakan Yuheng atau Rafael. Teknologi ini jauh melebihi kamera dan spektroskop tradisional yang biasanya besar dan rumit karena harus memisahkan cahaya menjadi warna-warna yang berbeda.
Masalah utama pada alat optik tradisional adalah ketika cahaya dipisahkan menjadi spektrum warna yang sangat tajam, sebagian besar cahaya justru hilang sehingga perangkat menjadi besar dan kurang efisien. Yuheng menggunakan pendekatan berbeda yaitu membiarkan semua cahaya masuk sekaligus dan mengkodekan cahaya tersebut menggunakan pola interferensi acak dan kristal lithium niobat yang bisa membelokkan cahaya dengan tegangan listrik.
Dengan bantuan algoritma komputer canggih, chip ini mampu membaca dan merekonstruksi spektrum warna secara real-time dengan presisi hingga kurang dari sepersepuluh nanometer. Chip ini juga memiliki tingkat transmisi cahaya sebesar 73% dan dapat menangkap hingga 88 gambar dalam satu detik dengan warna yang sangat detail, tanpa kehilangan kecerahan atau kecepatan.
Kemampuan Yuheng ini sangat mengesankan, misalnya bisa menangkap spektrum sub-angstrom yang mencakup semua puncak penyerap atom dari sekitar 5.600 bintang dalam sekali pemotretan. Ini membuat proses pemetaan Bima Sakti yang biasanya memakan waktu ribuan tahun bisa selesai kurang dari satu dekade. Namun, teknologi ini masih dalam tahap awal dan sedang dikembangkan untuk lebih stabil dan mudah diintegrasikan.
Berbagai aplikasi potensial dari chip ini sangat luas, mulai dari ilmu bahan, astronomi, medis hingga kendaraan otonom. Peneliti bahkan sudah berencana menguji chip ini pada teleskop terbesar di dunia, Gran Telescopio Canarias di Spanyol, untuk mempercepat eksplorasi bintang, galaksi, materi gelap, dan lubang hitam secara efisien.