Pomodo Logo IconPomodo Logo Icon
Tanya PomodoSemua Artikel
Semua
Fokus
Sains

Misteri 'Titik Merah Kecil' di Luar Angkasa Membingungkan Para Astronom

Share

Para ilmuwan astronomi masih belum dapat menjelaskan asal-usul titik-titik merah kecil yang terdeteksi di berbagai bagian galaksi. Penemuan ini menimbulkan pertanyaan baru tentang fenomena kosmik dan kemungkinan adanya objek atau peristiwa yang belum diketahui sebelumnya di alam semesta.

20 Okt 2025, 19.15 WIB

Insiden Langka: Kaca Depan Kokpit Pesawat United Airlines Retak Saat Terbang

Insiden Langka: Kaca Depan Kokpit Pesawat United Airlines Retak Saat Terbang
Pada tanggal 16 Oktober 2025, penerbangan United Airlines nomor 1093 dari Denver menuju Los Angeles menghadapi situasi darurat saat kaca depan kokpit pesawat Boeing 737 MAX 8 retak di ketinggian sekitar 36.000 kaki. Pesawat tersebut membawa 140 penumpang dan kru, sebelum akhirnya berhasil mendarat dengan aman di Bandara Internasional Salt Lake City. United Airlines mengonfirmasi kerusakan pada kaca depan multilapis tersebut dan langsung mengatur penerbangan pengganti untuk mengantar penumpang ke Los Angeles dengan penundaan sekitar enam jam. Tim pemeliharaan segera bertugas mengembalikan pesawat ke kondisi operasional, sementara penyelidikan resmi pun dimulai oleh NTSB. Gambar yang beredar menunjukkan kerusakan yang cukup parah dengan bekas hangus dan kontak lokal di bagian kanan atas kaca, memunculkan spekulasi adanya benturan benda luar angkasa seperti puing satelit atau meteor kecil. Namun, kondisi cuaca sepanjang rute yang dipenuhi aktivitas konvektif dan bekas hujan es di hidung pesawat menjadi dugaan lain yang masuk akal. Menurut laporan FAA 2023, risiko cedera akibat benturan puing ruang angkasa sangat rendah, tetapi peningkatan satelit yang diluncurkan dunia menimbulkan kekhawatiran baru akan peningkatan bahaya tabrakan dan jatuhnya debris orbital ke atmosfer. Studi terbaru mengingatkan bahwa area dengan intensitas lalu lintas udara tinggi dapat terkena dampak signifikan dalam beberapa tahun ke depan. Salah satu pilot mengalami luka ringan akibat pecahan kaca, namun berkat reaksi cepat kru, pendaratan darurat berlangsung tanpa insiden lanjut. NTSB terus mengumpulkan data untuk mengungkap penyebab retaknya kaca dan menetapkan langkah pencegahan ke depan, menjadikan kasus ini salah satu peristiwa penting dalam dunia penerbangan modern.
18 Okt 2025, 22.31 WIB

Yuheng: Chip Optik Mini Masa Depan dengan Presisi Tajam Luar Biasa

Yuheng: Chip Optik Mini Masa Depan dengan Presisi Tajam Luar Biasa
Para peneliti di Universitas Tsinghua, Tiongkok, berhasil menciptakan sebuah chip optik kecil berukuran kuku jari yang bisa melihat dunia dan bintang-bintang dengan warna sangat presisi. Chip ini dinamakan Yuheng atau Rafael. Teknologi ini jauh melebihi kamera dan spektroskop tradisional yang biasanya besar dan rumit karena harus memisahkan cahaya menjadi warna-warna yang berbeda. Masalah utama pada alat optik tradisional adalah ketika cahaya dipisahkan menjadi spektrum warna yang sangat tajam, sebagian besar cahaya justru hilang sehingga perangkat menjadi besar dan kurang efisien. Yuheng menggunakan pendekatan berbeda yaitu membiarkan semua cahaya masuk sekaligus dan mengkodekan cahaya tersebut menggunakan pola interferensi acak dan kristal lithium niobat yang bisa membelokkan cahaya dengan tegangan listrik. Dengan bantuan algoritma komputer canggih, chip ini mampu membaca dan merekonstruksi spektrum warna secara real-time dengan presisi hingga kurang dari sepersepuluh nanometer. Chip ini juga memiliki tingkat transmisi cahaya sebesar 73% dan dapat menangkap hingga 88 gambar dalam satu detik dengan warna yang sangat detail, tanpa kehilangan kecerahan atau kecepatan. Kemampuan Yuheng ini sangat mengesankan, misalnya bisa menangkap spektrum sub-angstrom yang mencakup semua puncak penyerap atom dari sekitar 5.600 bintang dalam sekali pemotretan. Ini membuat proses pemetaan Bima Sakti yang biasanya memakan waktu ribuan tahun bisa selesai kurang dari satu dekade. Namun, teknologi ini masih dalam tahap awal dan sedang dikembangkan untuk lebih stabil dan mudah diintegrasikan. Berbagai aplikasi potensial dari chip ini sangat luas, mulai dari ilmu bahan, astronomi, medis hingga kendaraan otonom. Peneliti bahkan sudah berencana menguji chip ini pada teleskop terbesar di dunia, Gran Telescopio Canarias di Spanyol, untuk mempercepat eksplorasi bintang, galaksi, materi gelap, dan lubang hitam secara efisien.
15 Okt 2025, 07.00 WIB

Misteri Titik Merah Kecil JWST: Lubang Hitam yang Diselimuti Gas Panas

Misteri Titik Merah Kecil JWST: Lubang Hitam yang Diselimuti Gas Panas
Ketika teleskop James Webb Space Telescope (JWST) mulai mengamati alam semesta purba, para astronom menemukan puluhan titik merah kecil yang sulit dijelaskan. Titik-titik ini tidak mirip galaksi biasa maupun lubang hitam yang dikenal selama ini, sehingga menimbulkan kebingungan dan pertanyaan besar tentang apa sebenarnya mereka. Para ilmuwan mulai berteori bahwa titik merah kecil ini bisa jadi adalah objek baru yang berupa hibrida antara lubang hitam aktif yang dilapisi oleh lapisan gas panas dan padat, layaknya atmosfir bintang. Lapisan gas ini membuat objek tersebut dapat memancarkan cahaya yang berbeda dari lubang hitam biasa. Salah satu titik merah kecil yang paling dipelajari adalah objek bernama 'Cliff'. Objek ini memancarkan spektrum cahaya yang sangat khas dan berbeda dari galaksi serta lubang hitam lain yang diketahui. Penemuan ini membantu para astronom mengesampingkan banyak teori yang pernah diajukan sebelumnya. Ada dugaan bahwa titik-titik merah ini bukan fenomena yang berdiri sendiri, melainkan bisa menjadi pusat pembentukan galaksi. Studi terbaru menemukan bahwa titik merah yang diamati dikelilingi oleh kelompok galaksi yang berada dalam halo materi gelap besar, yang biasanya menjadi tempat-quasar terlahir. Sejak pertama kali ditemukan pada 2022, lebih dari 200 manuskrip ilmiah sudah dipublikasikan mengenai titik merah kecil ini, menandakan bahwa fenomena ini menarik perhatian besar para peneliti dan berpotensi merevolusi pemahaman kita tentang alam semesta.
15 Okt 2025, 07.00 WIB

Misteri Bintik Merah Kecil JWST: Gabungan Lubang Hitam dan Bintang di Alam Semesta Awal

Misteri Bintik Merah Kecil JWST: Gabungan Lubang Hitam dan Bintang di Alam Semesta Awal
Teleskop James Webb (JWST) berhasil menangkap gambar 'bintik merah kecil' yang muncul di alam semesta pada periode sangat awal. Objek-objek ini awalnya membingungkan para astronom karena ukurannya yang kecil namun memancarkan cahaya merah yang tidak biasa untuk lubang hitam maupun galaksi biasa. Berbagai teori muncul untuk menjelaskan objek ini yang kemudian dinamai rubi atau little red dots (LRDs). Model yang paling diterima sekarang adalah bahwa LRD adalah sebuah lubang hitam aktif yang dikelilingi oleh gas panas dan padat, yang memancarkan cahaya seperti atmosfer bintang. Salah satu LRD paling penting yang dinamai 'Cliff' memiliki pola cahaya dengan transisi tajam yang tidak mungkin muncul pada galaksi biasa maupun lubang hitam di alam semesta saat ini. Ini menjadi bukti kuat bahwa LRD adalah fenomena baru dan unik. Selain mengidentifikasi apakah LRD adalah lubang hitam berbintang, astronom juga sedang meneliti bagaimana objek ini berkembang dan mempengaruhi struktur galaksi. Beberapa LRD ditemukan berada dalam kelompok bersama galaksi lain dan terikat di halo materi gelap yang besar. Penelitian tentang LRD telah berkembang sangat pesat dengan lebih dari 200 manuskrip ilmiah dalam tiga tahun terakhir. Objek ini berpotensi menjadi pusat galaksi masa depan dan membuka jendela baru dalam memahami evolusi alam semesta.
15 Okt 2025, 07.00 WIB

Menelusuri Titik Merah Misterius: Gabungan Lubang Hitam dan Bintang di Alam Semesta Purba

Menelusuri Titik Merah Misterius: Gabungan Lubang Hitam dan Bintang di Alam Semesta Purba
Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) menemukan titik merah kecil yang aneh saat mengamati alam semesta awal. Titik-titik ini terlalu kecil untuk menjadi galaksi dan tidak menyerupai lubang hitam seperti yang dikenal biasanya. Hal ini membuat para astronom bingung dan menamai mereka 'Universe breakers' karena menantang pemahaman tentang alam semesta purba. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa titik merah kecil ini merupakan jenis baru objek angkasa, yang merupakan gabungan antara lubang hitam aktif dan gas panas padat yang mengelilinginya, mirip dengan atmosfer bintang. Objek ini menyala karena gas panas yang dipanaskan oleh lubang hitam di pusatnya. Salah satu objek yang paling menarik bernama 'the Cliff' menunjukkan pola cahaya yang sangat khas, dengan transisi yang tajam di spektrum cahaya yang tidak bisa dijelaskan oleh galaksi atau lubang hitam biasa. Penemuan ini memperkuat teori tentang lubang hitam yang diselimuti atmosfer gas panas. Selain mengidentifikasi titik merah kecil, para peneliti juga tertarik pada bagaimana objek ini berkembang. Beberapa berpendapat bahwa LRD bisa menjadi inti galaksi di masa depan karena ditemukan dalam gugus besar materi gelap dan sekitar beberapa galaksi lain. Dalam tiga tahun sejak ditemukan, lebih dari 200 makalah ilmiah telah diterbitkan mengenai LRD, menandakan ketertarikan besar dari komunitas ilmiah untuk mengetahui asal-usul, keberadaan di alam semesta modern, dan evolusi objek-objek ini.

Baca Juga

  • Kemajuan Terkini dalam Komputasi Kuantum: Pencapaian Google dan Dampaknya pada Industri

  • Kemajuan dalam Fisika Teoritis: Wawasan Baru tentang Alam Dasar Alam Semesta

  • Sampah Luar Angkasa yang Mempengaruhi Bumi Menimbulkan Kekhawatiran Global

  • Implan Mata Berbasis AI Canggih Mengembalikan Penglihatan pada Pasien Buta

  • Kemajuan Penyimpanan Energi dan Mikrogrids Mendorong Revolusi Energi