Courtesy of InterestingEngineering
Penelitian oleh para ilmuwan dari AS dan China menemukan bahwa dinosaurus bertanduk mengalami penurunan kemampuan kognitif dan sensorik seiring dengan evolusi mereka selama 100 juta tahun. Dinosaurus awal, seperti ceratopsian, memiliki ukuran otak yang relatif besar dan kemampuan indra yang tajam, yang membantu mereka mendeteksi predator. Namun, seiring bertambahnya ukuran tubuh mereka menjadi raksasa, seperti Triceratops, rasio ukuran otak terhadap tubuh menurun, yang menunjukkan penurunan kemampuan kognitif dan indra, seperti penciuman dan pendengaran.
Temuan ini mengingatkan kita akan potensi risiko ketergantungan manusia pada teknologi. Seperti halnya dinosaurus yang semakin bergantung pada ukuran tubuh mereka dan mengurangi ketergantungan pada indra, manusia juga bisa mengalami penurunan kemampuan kognitif jika terlalu bergantung pada teknologi. Peneliti mengingatkan bahwa meskipun dinosaurus tidak memiliki kontrol atas evolusi mereka, manusia yang memiliki otak yang lebih maju seharusnya dapat mengelola perilaku dan pilihan kita agar tidak terlalu bergantung pada alat-alat modern.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang ditemukan oleh peneliti tentang tren evolusi dinosaurus bertanduk?A
Peneliti menemukan bahwa dinosaurus bertanduk mengalami penurunan kecerdasan dan kemampuan sensorik seiring dengan evolusi mereka.Q
Bagaimana ukuran tubuh dinosaurus bertanduk mempengaruhi kecerdasan mereka?A
Ukuran tubuh yang besar menyebabkan rasio otak terhadap ukuran tubuh menurun, yang mengindikasikan penurunan kecerdasan.Q
Apa yang terjadi pada kemampuan sensorik ceratopsian seiring dengan evolusi mereka?A
Kemampuan sensorik ceratopsian menurun seiring dengan pertumbuhan ukuran tubuh dan pengembangan armor pelindung.Q
Apa peringatan yang diberikan oleh peneliti terkait ketergantungan manusia pada teknologi?A
Peneliti memperingatkan bahwa ketergantungan yang berlebihan pada teknologi dapat mengurangi kemampuan kognitif manusia.Q
Siapa saja institusi yang terlibat dalam penelitian ini?A
Institusi yang terlibat dalam penelitian ini termasuk China University of Geosciences, Institute of Vertebrate Palaeontology and Paleoanthropology, Nanjing Institute of Geology and Palaeontology, dan George Washington University.