Mengapa Konflik dalam Hubungan Terus Muncul Meski Topiknya Berbeda?
Courtesy of Forbes

Mengapa Konflik dalam Hubungan Terus Muncul Meski Topiknya Berbeda?

Memberikan pemahaman bahwa konflik yang berulang dalam hubungan tidak benar-benar baru, melainkan pola lama yang terus muncul karena mekanisme otak dan pengalaman masa kecil, serta menawarkan cara untuk mengenali dan memutus siklus tersebut agar hubungan menjadi lebih sehat.

11 Des 2025, 05.30 WIB
142 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Konflik yang berulang biasanya memiliki inti emosional yang sama, meskipun tampak berbeda di permukaan.
  • Pola perilaku yang kita bawa dari hubungan sebelumnya dapat mempengaruhi interaksi kita saat ini.
  • Mengidentifikasi dan memutus siklus konflik memerlukan kesadaran dan usaha untuk mengubah cara kita bereaksi dalam hubungan.
Dalam banyak hubungan, pertengkaran yang sama terus-terusan muncul walaupun topiknya berbeda-beda. Hal ini terjadi karena otak kita menghubungkan perasaan yang sama dari situasi-situasi berbeda menjadi satu, sehingga konflik yang tampak baru sebenarnya membawa luka lama yang sama.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ketika tidak ada batasan waktu atau ruang yang jelas dalam pikiran kita, otak akan mencampur aduk kenangan emosional masa lalu dengan situasi sekarang, membuat kita merasa seperti mengalami sakit lama berulang kali di saat yang sama.
Pola konflik yang berulang juga bisa berasal dari cara kita dibesarkan dan pengalaman masa kecil dengan orang tua atau figur penting lain. Otak kita menggunakan pengalaman itu sebagai 'prediksi' untuk mengenali dan merespon hubungan saat ini, meski hal itu bisa membuat kita terjebak dalam pola yang negatif.
Terapi khusus seperti Emotionally Focused Therapy (EFT) menjelaskan bahwa dalam hubungan, salah satu pihak mungkin menarik diri karena takut konflik, sementara yang lain mendekat atau mengejar karena takut ditinggalkan, sehingga siklus konflik terus berlanjut tanpa penyelesaian.
Untuk keluar dari pola ini, kita perlu berusaha sadar mengenali dan mengubah cara respons emosional kita, bukan hanya berharap orang lain berubah. Dengan memahami dan memutus siklus ini, hubungan bisa menjadi lebih sehat dan harmonis.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/traversmark/2025/12/10/3-reasons-you-keep-having-the-same-fights-by-a-psychologist/

Analisis Ahli

Dr. Sue Johnson (pencipta Emotionally Focused Therapy)
"Konflik dalam hubungan sering kali adalah akibat dari pola lampiran yang belum diselesaikan dan memahami siklus emosional adalah kunci untuk menyembuhkan hubungan tersebut."
Dr. Allan Schore (neuropsikolog)
"Pengalaman awal dengan pengasuh membentuk struktur otak yang memengaruhi pengaturan emosi dan cara individu merespon stress hubungan sepanjang hidupnya."

Analisis Kami

"Konflik yang berulang dalam hubungan bukan sekedar masalah komunikasi, melainkan manifestasi dari pola emosional yang sudah tertanam sejak kecil dan diulang oleh otak karena terasa aman meski menyakitkan. Mengatasi masalah ini butuh pendekatan yang mendalam dan kesadaran emosional yang tinggi, bukan hanya usaha di permukaan seperti memperbaiki sikap atau kebiasaan saja."

Prediksi Kami

Jika tidak ada usaha sadar untuk mengenali dan mengubah pola emosional yang berulang, konflik dalam hubungan akan terus terjadi dan mungkin semakin memperburuk kualitas hubungan serta kesehatan emosional kedua pihak.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang menyebabkan konflik berulang dalam hubungan?
A
Konflik berulang sering disebabkan oleh pengalamana emosional yang terikat pada situasi sebelumnya, yang membuat kita merespons dengan cara yang sama.
Q
Bagaimana memori emosional mempengaruhi cara kita berkonflik?
A
Memori emosional dapat mengaburkan perbedaan situasi, membuat kita merasakan semua luka masa lalu saat menghadapi konflik baru.
Q
Apa itu skema keterikatan dan bagaimana pengaruhnya terhadap perilaku kita?
A
Skema keterikatan adalah pola yang terbentuk dari pengalaman awal yang mempengaruhi cara kita berinteraksi secara emosional dengan orang lain.
Q
Mengapa penting untuk memperhatikan akhir dari sebuah argumen?
A
Memperhatikan akhir dari sebuah argumen dapat memberikan wawasan tentang pola perilaku kita dan membantu memprediksi arah konflik selanjutnya.
Q
Apa langkah-langkah untuk memutuskan pola konflik dalam hubungan?
A
Langkah-langkah untuk memutus pola konflik meliputi kesadaran akan perilaku yang telah dipelajari dan mencoba untuk mengkalibrasi ulang respons emosional kita.