
Courtesy of Forbes
Alat Emas untuk Memperbaiki Konflik dan Memperkuat Hubungan Pasangan
Memberikan panduan praktis berupa alat-alat psikologis yang dapat digunakan pasangan untuk memahami, mengelola, dan memperbaiki konflik dalam hubungan sehingga komunikasi menjadi lebih lancar dan hubungan menjadi lebih kuat.
23 Nov 2025, 21.30 WIB
221 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Pengantar yang lembut dan positif dapat mengatur nada untuk diskusi yang sulit.
- Pentingnya mengambil jeda untuk menghindari reaksi impulsif saat menghadapi konflik.
- Menciptakan 'skew positif' membantu menyeimbangkan pengalaman negatif dalam hubungan.
Konflik dalam hubungan tidak pernah persis sama karena masing-masing dipengaruhi oleh nilai, tekanan luar, dan cerita pribadi setiap partner. Namun, ketika pasangan mampu mengenali pola dasar di balik konflik, mereka bisa mengelola situasi dengan lebih baik sehingga konflik tidak lagi terasa seperti badai yang tak terduga.
Profesor Mara Olekalns menjelaskan bahwa ada dua momen kritis dalam percakapan sulit: saat awal dan saat ada kesalahpahaman. Membuka percakapan dengan ucapan yang lembut dan penuh niat baik dapat mengatur suasana hati yang positif untuk diskusi, sementara intervensi cepat saat terjadi masalah dapat mengarahkan kembali hubungan ke jalan yang konstruktif.
Salah satu cara efektif mengelola emosi saat konflik adalah dengan mengambil jeda atau self-distancing. Melangkah sejenak dari suasana yang penuh tekanan akan memberi ruang bagi pasangan untuk menenangkan diri dan berpikir jernih, sehingga emosi negatif tidak menguasai dan komunikasi menjadi lebih produktif.
Olekalns juga menekankan pentingnya menciptakan 'skew positif' dengan mengingat dan mengapresiasi hal-hal baik dalam hubungan. Cara ini menyeimbangkan pengalaman negatif yang biasanya terdengar lebih keras dan membantu pasangan melihat hubungan secara lebih utuh serta memelihara rasa hormat dan keterbukaan.
Terakhir, keselarasan atau sinkronisasi antara pasangan—baik dalam pikiran maupun emosi—menjadikan mereka bergerak bersama dalam menyelesaikan masalah. Lewat alat-alat ini, pasangan dapat menghadapi konflik bukan sebagai ancaman, melainkan sebagai tantangan yang bisa mereka atasi bersama.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/traversmark/2025/11/23/4-golden-tools-to-repair-any-relationship-issue-by-a-psychologist/
[1] https://www.forbes.com/sites/traversmark/2025/11/23/4-golden-tools-to-repair-any-relationship-issue-by-a-psychologist/
Analisis Ahli
Mara Olekalns
"Integrasi antara ilmu terapi pasangan dan negosiasi menyediakan kerangka kerja kuat untuk memperbaiki hubungan yang menghadapi tekanan, terutama melalui prinsip 'kunci jendela kritis' dan pembentukan 'skew positif'."
William Ury
"Konsep 'going to the balcony' sangat penting dalam negosiasi emosional, yang memungkinkan individu mengendalikan reaksi impulsif untuk mempertahankan komunikasi yang produktif."
Analisis Kami
"Pentingnya pengenalan momen dan intervensi psikologis dalam mengelola konflik memang seringkali diabaikan oleh pasangan. Menggunakan pendekatan yang berbasis riset ini memberikan harapan praktis agar konflik tak lagi menjadi momok, tetapi menjadi kesempatan bertumbuh dalam hubungan."
Prediksi Kami
Pasangan yang menerapkan alat-alat ini secara konsisten di masa depan akan lebih mampu menghadapi konflik tanpa terjebak dalam siklus defensif, sehingga hubungan mereka akan lebih tahan lama dan harmonis.





