BGI China, Ancaman Bioteknologi Terbesar yang Lampaui Huawei
Courtesy of CNBCIndonesia

BGI China, Ancaman Bioteknologi Terbesar yang Lampaui Huawei

Memberikan pemahaman tentang ancaman yang ditimbulkan oleh BGI sebagai perusahaan genomik China yang potensial lebih besar dari Huawei, khususnya dari aspek keamanan nasional dan persaingan teknologi antara China dan AS.

07 Des 2025, 21.20 WIB
68 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • BGI memiliki potensi untuk menjadi raksasa teknologi yang lebih besar dari Huawei.
  • Data genetik yang dikumpulkan oleh BGI dapat digunakan untuk tujuan pengawasan dan penelitian yang memiliki implikasi keamanan nasional.
  • AS perlu lebih memperhatikan ancaman yang ditimbulkan oleh bioteknologi dan penelitian genetik yang dilakukan oleh negara lain.
Jakarta, Indonesia - China dan Amerika Serikat selama ini dikenal sebagai dua negara yang bersaing ketat dalam berbagai bidang teknologi. Baru-baru ini, perdebatan muncul mengenai perusahaan China bernama Beijing Genomics Institute atau BGI yang bergerak di bidang teknologi genomik. BGI dikatakan memiliki potensi pertumbuhan yang sangat besar, bahkan mungkin lebih besar dari Huawei, perusahaan besar asal China yang sudah dikenal secara global.
BGI awalnya didirikan sebagai institusi penelitian genom di China dan kemudian berkembang menjadi perusahaan komersial yang menangani pengurutan DNA. Perusahaan ini mengumpulkan data genetik baik dari dalam negeri China maupun dari luar negara tersebut. Data ini diproses untuk berbagai pihak, termasuk rumah sakit, perusahaan farmasi, dan peneliti di banyak negara di dunia.
Data genetik yang dikumpulkan oleh BGI berisi banyak informasi penting, seperti leluhur seseorang, ciri fisik, risiko penyakit, dan bahkan hubungan keluarga. Namun, menurut beberapa pejabat dan anggota parlemen Amerika Serikat, data ini bukan hanya sekedar informasi medis, tapi bisa menjadi aset strategis yang punya banyak fungsi, termasuk dalam pengawasan dan penelitian biologi jangka panjang.
Ada ketakutan bahwa teknologi bioteknologi yang dikembangkan BGI dan China bisa dipakai untuk membuat 'tentara super' melalui modifikasi genetik. Pernyataan ini didukung oleh informasi dari mantan Direktur Intelijen Nasional AS, John Ratcliffe, yang mengungkap bahwa China sedang mengembangkan database DNA populasi untuk tujuan militer dan menggunakan kecerdasan buatan untuk memodelkan kinerja manusia.
Senator Mark Warner menyinggung masalah ini dengan membandingkan BGI saat ini dengan kondisi Huawei sekitar delapan sampai sembilan tahun lalu, ketika Huawei mulai menjadi nama besar dengan produk murah dan bagus yang sulit disaingi. Ia juga menilai bahwa aparat intelijen AS terkesan lambat dan kurang fokus terhadap ancaman teknologi bioteknologi yang berkembang dari perusahaan komersial seperti BGI.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251207174353-37-691855/china-bikin-senator-as-ketakutan-gara-gara-teknologi-prajurit-super

Analisis Ahli

Mark Warner
"BGI memiliki potensi skala yang melebihi Huawei dan merupakan ancaman penting di bidang bioteknologi yang harus diperhatikan oleh intelijen AS."
John Ratcliffe
"China melakukan pengumpulan DNA populasi dan pemodelan kinerja manusia yang dapat berdampak pada pengembangan militer dan intelijen."

Analisis Kami

"BGI sebagai perusahaan genomik harus dipantau secara serius karena potensi data genetik yang mereka miliki bisa digunakan di luar konteks medis, terutama dalam bidang militer dan intelijen. Keithatan lambatnya respons intelijen AS terhadap kemajuan bioteknologi komersial Cina memperlihatkan celah besar dalam pertahanan dan kebijakan teknologi keamanan nasional."

Prediksi Kami

Persaingan di bidang bioteknologi dan pengumpulan data genetik kemungkinan akan meningkat dalam beberapa tahun ke depan, memicu regulasi lebih ketat dan kontroversi terkait keamanan data serta potensi penggunaan senjata biologis.