China Kian Kuat Lawan AS di Perlombaan Teknologi AI Meski Dibatasi
Courtesy of CNBCIndonesia

China Kian Kuat Lawan AS di Perlombaan Teknologi AI Meski Dibatasi

Menggambarkan dinamika persaingan teknologi AI antara Amerika Serikat dan China, serta menunjukkan bagaimana China semakin kuat dan siap mengalahkan AS meski mendapat berbagai pembatasan dari negara tersebut.

09 Okt 2025, 13.40 WIB
76 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Perlombaan AI antara AS dan China semakin ketat dan kompleks.
  • China memiliki kekuatan dan sumber daya yang signifikan untuk mengembangkan teknologi AI mandiri.
  • Perubahan regulasi dan adopsi teknologi menjadi faktor penting dalam menentukan pemenang dalam industri AI.
Jakarta, Indonesia - Perlombaan pengembangan teknologi AI antara Amerika Serikat dan China semakin memanas, terutama karena berbagai pembatasan yang diterapkan AS terhadap produk teknologi China. Meskipun demikian, China justru semakin cepat berkembang dengan dukungan perusahaan-perusahaan dalam negeri seperti Huawei, Alibaba, dan Baidu. CEO Nvidia, Jensen Huang, menyatakan bahwa AS tidaklah jauh lebih unggul dibandingkan China dalam hal teknologi AI.
China mengandalkan model sumber terbuka yang mampu membuat mereka lebih maju dalam mengembangkan AI. Nvidia mengalami kesulitan karena larangan berjualan produknya di China dan larangan untuk perusahaan China memakai produk Nvidia. Sebaliknya, China terus mengembangkan chip AI dalam negeri yang didukung oleh teknologi dan startup canggih seperti Huawei dengan chip Ascend dan perusahaan raksasa Alibaba dan Baidu dengan chip internal mereka.
Menurut Jensen Huang, salah satu keunggulan China adalah minimnya regulasi yang memungkinkan penggunaan dan adopsi teknologi baru berlangsung lebih cepat. Hal ini sejalan dengan target Dewan Negara China yang ingin mencapai 70% adopsi AI pada tahun 2027. Perkembangan aplikasi AI yang pesat di China menunjukkan kesiapan negara itu untuk meraih keunggulan dalam perlombaan AI global.
Huang optimis peluang kemenangan dalam industri AI ada pada aplikasi AI yang cepat diadopsi oleh masyarakat dan perusahaan. Ia berharap perusahaan-perusahaan AS dapat mempercepat adopsi ini supaya tidak tertinggal oleh China. Pembatasan dan larangan teknologi yang diterapkan oleh AS malah bisa menjadi bumerang jika teknologi AS tidak disebarluaskan secara luas ke pasar dunia.
Jika AS menguasai sebagian besar pasar teknologi AI dunia, mereka berpeluang memenangkan persaingan ini. Namun jika penguasaan pasar hanya sebesar 20%, maka AS akan kalah dalam perlombaan teknologi AI ini. Sementara itu, China dengan visi dan strategi pengembangan chip dan AI internal terus memperkuat posisinya sebagai pesaing kuat dalam persaingan global teknologi.
Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251008164318-37-674073/peringatan-buat-trump-china-makin-kuat-sebentar-lagi-kalahkan-as

Analisis Ahli

Andrew Ng
"China menunjukkan keunggulan dalam skala adopsi aplikasi AI yang mempercepat proses pengembangan dibandingkan AS yang lebih ketat dalam regulasi."
Kai-Fu Lee
"Teknologi AI China berkembang dengan pesat karena dukungan ekosistem startup yang kuat dan adaptasi yang cepat dari kebijakan pemerintah."

Analisis Kami

"Perang teknologi antara AS dan China semakin intens, dan pembatasan justru mendorong percepatan inovasi dalam negeri China yang lebih lincah. Jika AS tidak segera menyesuaikan regulasi dan memperluas adopsi AI secara masif, posisi dominannya berisiko terkikis oleh China yang memiliki semangat wirausaha tinggi di bidang chip dan AI."

Prediksi Kami

China kemungkinan akan semakin dominan dalam pengembangan dan penerapan teknologi AI di masa depan, terutama jika AS tidak mempercepat adopsi teknologi dan membuka akses global terhadap inovasi mereka.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang dikatakan Jensen Huang tentang posisi AS dan China dalam perlombaan AI?
A
Jensen Huang mengatakan bahwa AS tidak jauh di depan China dalam perlombaan AI dan memuji model sumber terbuka China.
Q
Mengapa Huawei dianggap sebagai kekuatan yang dapat mengalahkan Nvidia?
A
Huawei berencana meluncurkan sistem komputasi baru untuk mendukung chip buatan sendiri, yang dapat memberi mereka keunggulan.
Q
Apa yang menjadi tantangan bagi Nvidia di pasar China?
A
Nvidia menghadapi tantangan karena dilarang berjualan di China, sementara China juga melarang penggunaan produk Nvidia oleh perusahaan teknologinya.
Q
Bagaimana perkembangan regulasi di China mempengaruhi industri AI?
A
Kurangnya regulasi di China memungkinkan mereka untuk lebih cepat dalam mengadopsi teknologi baru.
Q
Apa harapan Jensen Huang untuk perusahaan-perusahaan di Amerika terkait adopsi AI?
A
Jensen Huang berharap perusahaan-perusahaan di Amerika dapat lebih cepat mengadopsi aplikasi AI untuk memenangkan perlombaan industri ini.