
Courtesy of InterestingEngineering
Diet Jagung Campuran Bikin Hama Penggerek Makin Kuat Terbang dan Resisten
Menjelaskan bagaimana diet campuran antara jagung Bt dan non-Bt membuat hama penggerek jagung mengembangkan kemampuan terbang lebih jauh, yang berakibat pada penyebaran resistensi terhadap toksin Bt dengan lebih cepat dan berdampak besar pada pertanian.
02 Des 2025, 19.51 WIB
76 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Diet campuran jagung beracun dan non-beracun mengubah sayap ulat jagung, meningkatkan kemampuan terbangnya.
- Hama ulat jagung dapat menyebar lebih efisien, mengancam hasil pertanian lebih luas.
- Penelitian ini menyarankan bahwa strategi pengelolaan hama saat ini perlu ditinjau kembali untuk menghindari resistensi.
North Carolina, Amerika Serikat - Penelitian terbaru dari North Carolina State University menemukan bahwa hama penggerek jagung, Helicoverpa zea, berubah fisik setelah makan jagung hasil campuran antara jagung Bt dan non-Bt. Perubahan ini khususnya terlihat pada sayap mereka yang menjadi lebih panjang, sempit, dan runcing, menyerupai desain pesawat tempur. Sayap dengan bentuk ini membuat mereka lebih kuat terbang dan mampu menghadapi angin kencang.
Baca juga: Populasi Serangga Terbang di Padang Rumput Terpencil Colorado Merosot Drastis Akibat Perubahan Iklim
Hama ini bukan hanya menjadi masalah di ladang jagung, tetapi juga di tanaman lain seperti kedelai, tomat, dan kapas. Biasanya, petani menanam jagung Bt yang mengandung racun untuk membunuh hama ini, dan juga mencampurnya dengan jagung non-Bt untuk mengurangi risiko resistensi. Namun, hasil studi menunjukkan bahwa campuran ini justru memicu perubahan fisik pada hama yang memungkinkan mereka menyebarkan resistensi lebih cepat.
Sayap hama yang tumbuh dari larva yang makan campuran jagung ini lebih tahan dan aerodinamis, sehingga mereka bisa terbang lebih jauh. Di sisi lain, hama yang makan hanya jagung Bt atau non-Bt menghasilkan sayap yang lebih rapuh dan kurang mampu terbang jauh. Ini adalah bukti bahwa polusi diet pada hama berkontribusi pada evolusi cepat mereka.
Dampaknya sangat besar bagi petani karena hama yang dapat terbang lebih jauh bisa membawa gen resistensi ke populasi lain dengan mudah. Ini berarti pengendalian menggunakan jagung Bt bisa menjadi kurang efektif dan akan memerlukan pendekatan baru, seperti strategi pengelolaan resistensi yang lebih cermat atau inovasi teknologi pertanian lainnya.
Penelitian ini menegaskan bahwa metode bercocok tanam dengan mencampur jagung Bt dan non-Bt perlu dievaluasi ulang. Jika tidak, hama penggerek jagung bisa menjadi 'super pest' yang lebih sulit ditangani, sehingga menyebabkan kerugian besar dalam produksi pertanian di masa depan.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/science/corn-pests-develop-fighter-jet-wings
[1] https://interestingengineering.com/science/corn-pests-develop-fighter-jet-wings
Analisis Ahli
Dominic Reisig
"Pencampuran jagung Bt dan non-Bt mempercepat resistensi dan membuat hama menjadi lebih efisien dalam menyebarkan gen resistensi, sehingga ini bisa menjadi ancaman besar bagi pertanian modern."
Analisis Kami
"Penemuan ini menunjukkan bahwa kebijakan bercocok tanam yang mengandalkan pencampuran jagung Bt dan non-Bt sebenarnya bisa memperparah masalah resistensi hama. Dibutuhkan pendekatan baru yang lebih inovatif dan berkelanjutan untuk mengendalikan hama agar tidak semakin sulit diatasi."
Prediksi Kami
Dalam waktu dekat, hama penggerek jagung dengan kemampuan terbang lebih jauh akan menyebabkan resistensi terhadap jagung Bt menyebar lebih cepat, sehingga strategi pengendalian hama saat ini perlu direvisi untuk menghindari kerugian besar di sektor pertanian.




