
Courtesy of Forbes
Aktivitas Fisik di Usia Paruh Baya Turunkan Risiko Demensia Hingga 45%
Memberikan informasi bahwa aktivitas fisik di masa paruh baya dan usia lanjut dapat mengurangi risiko demensia hingga 45%, serta menekankan bahwa tidak pernah terlambat untuk memulai kebiasaan sehat demi menjaga kesehatan otak jangka panjang.
01 Des 2025, 18.00 WIB
145 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Aktivitas fisik di usia paruh baya dan lanjut usia dapat mengurangi risiko demensia.
- Pola makan sehat dan menjaga kesehatan jantung juga penting untuk kesehatan otak.
- Tidak terlambat untuk memulai kebiasaan sehat, bahkan di usia 50-an, 60-an, atau 70-an.
Sebuah studi jangka panjang yang diterbitkan di JAMA menunjukkan bahwa orang dewasa yang tetap aktif secara fisik di usia paruh baya dan lanjut dapat mengurangi risiko terkena demensia, termasuk Alzheimer, sampai 45%. Penelitian ini menegaskan bahwa penurunan kognitif bukan hanya ditentukan oleh genetik, melainkan juga dipengaruhi gaya hidup terutama di masa paruh baya dan selanjutnya.
Para peneliti mengamati lebih dari 4,000 peserta dari tiga tahap umur yang berbeda, yaitu dewasa awal (26–44 tahun), paruh baya (45–64 tahun), dan usia lanjut (65–88 tahun) selama maksimal 37 tahun. Hasil menunjukkan aktivitas fisik tertinggi pada tahap paruh baya dan lanjut sangat menurunkan risiko demensia dibandingkan mereka yang kurang aktif. Sementara itu, aktivitas fisik di awal dewasa tidak memberikan manfaat signifikan.
Studi menggunakan indeks aktivitas fisik yang meliputi durasi tidur, waktu duduk, serta aktivitas ringan hingga berat. Manfaat aktivitas fisik tetap ada meski dikoreksi dengan faktor lain seperti jenis kelamin, pendidikan, kondisi kesehatan, dan status gen APOE ε4 yang berkaitan dengan Alzheimer. Tidak perlu olahraga berat, cukup gerakan moderat secara konsisten sudah cukup memberikan manfaat kognitif.
Selain aktivitas fisik, faktor lain yang berkontribusi mencegah demensia termasuk menjaga kesehatan kardiovaskular, pendengaran, kebersihan mulut, serta menjaga kesehatan mental dan emosional melalui keterhubungan sosial. Nutrisi sehat dengan diet MIND atau Mediterania serta tidur cukup juga berperan melindungi otak dari penurunan fungsi.
Pesan utama studi ini adalah tidak pernah terlambat untuk memulai gaya hidup sehat. Bahkan mulai beraktivitas sedikit lebih banyak di usia 50-an, 60-an, atau lebih tua akan dapat memberikan perlindungan bermakna terhadap risiko demensia. Konsistensi dan memilih aktivitas yang disukai menjadi kunci keberhasilan menjaga kesehatan otak.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/milletienne/2025/12/01/midlife-exercise-may-cut-dementia-risk-nearly-in-half--study-finds/
[1] https://www.forbes.com/sites/milletienne/2025/12/01/midlife-exercise-may-cut-dementia-risk-nearly-in-half--study-finds/
Analisis Ahli
Dr. James M. Noble
"Aktivitas fisik sepanjang hidup bukan hanya baik untuk tubuh, tetapi juga sangat potensial dalam menurunkan risiko demensia di usia tua."
Dr. Katherine Amodeo
"Exercise adalah intervensi modifikasi risiko yang kuat untuk demensia dan diskusi tentang manfaatnya harus rutin dilakukan dengan pasien."
Analisis Kami
"Studi ini memperkuat pentingnya intervensi gaya hidup yang dapat dilakukan mulai dari usia paruh baya yang sebelumnya sering diabaikan. Namun, masih diperlukan penggalian lebih lanjut untuk memahami mekanisme biologis pasti dari aktivitas fisik terhadap pencegahan demensia agar rekomendasi bisa lebih spesifik dan personal."
Prediksi Kami
Di masa depan, semakin banyak orang di usia paruh baya dan lanjut yang mengadopsi gaya hidup aktif sebagai langkah pencegahan demensia, sehingga prevalensi kasus demensia mungkin menurun secara bertahap.



