
Courtesy of Forbes
Musim Liburan Jadi Ujian Besar AI dalam Membantu Belanja Fashion Pribadi
Menjelaskan bagaimana AI dapat menjadi keunggulan kompetitif dalam ritel dengan meningkatkan personalisasi pengalaman berbelanja, sehingga membantu konsumen menavigasi pilihan yang sangat banyak terutama saat musim liburan yang penuh tekanan.
27 Nov 2025, 00.12 WIB
138 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- AI memiliki potensi besar untuk meningkatkan pengalaman belanja dengan personalisasi.
- Keberhasilan atau kegagalan AI di musim liburan ini akan mempengaruhi strategi ritel di masa depan.
- Konsumen semakin tertarik menggunakan alat AI untuk membantu dalam keputusan belanja mereka.
global , dunia - Musim liburan bukan hanya soal daftar hadiah dan kemeriahan, tapi juga saat penting bagi peritel menguji kemampuan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang mereka tanamkan. Perusahaan seperti Puma dan Levi's telah mulai menggunakan AI dalam iklan dan operasional bisnis mereka, sehingga investasi besar pada AI kini bukan hanya eksperimen, tapi taruhan besar untuk masa depan ritel.
Kesempatan terbesar AI dalam industri fashion ada pada kemampuan personalisasi. Dengan banyaknya pilihan produk di platform online, konsumen sering merasa bingung dan kelelahan saat mencari barang. AI dapat membantu dengan menghadirkan pengalaman berbelanja yang lebih terkurasi dan memuaskan, sehingga konsumen dapat menemukan produk dengan cepat dan relevan.
Menurut survei Circana, sebanyak 44 persen pembeli pakaian telah memanfaatkan AI, dan 42 persen di antaranya memakai alat seperti ChatGPT untuk mendapatkan saran gaya. Walmart bahkan bekerja sama dengan ChatGPT untuk memungkinkan konsumen berbelanja lewat chatbot, menandakan tren AI dalam ritel semakin meluas dan dibutuhkan segera.
Meskipun penjualan online pakaian stagnan di sekitar 30 persen, AI dapat mengubah dinamika tersebut dengan menawarkan rekomendasi yang sangat sesuai dan pengalaman belanja yang mulus. Ini bisa membuat penjualan online naik melewati batas pasar yang saat ini sulit ditingkatkan, terutama saat pandemi telah mengubah perilaku berbelanja banyak konsumen.
Namun, semua ini masih bergantung pada hasil akhir musim liburan. Dua dari tiga konsumen yang mencoba AI melaporkan pengalaman positif, tapi hanya satu pengalaman negatif bisa merusak persepsi tentang teknologi ini. Keberhasilan AI dalam musim ini bisa jadi akan mendorong investasi lebih besar dan perubahan strategi bagi industri ritel pada tahun 2026.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/kristenclassi-zummo/2025/11/26/ais-first-christmas-how-this-holiday-can-shape-fashions-future/
[1] https://www.forbes.com/sites/kristenclassi-zummo/2025/11/26/ais-first-christmas-how-this-holiday-can-shape-fashions-future/
Analisis Ahli
Andrew Ng
"AI dalam ritel harus fokus pada personalisasi dan otomatisasi yang meningkatkan pengalaman konsumen tanpa kehilangan sentuhan manusia agar sukses jangka panjang."
Gene Munster
"Integrasi AI yang tepat akan menjadi game changer dalam ritel, terutama jika bisa mengurangi friction dalam proses belanja yang selama ini dianggap rumit oleh konsumen."
Analisis Kami
"AI sesungguhnya adalah alat revolusioner bagi industri ritel yang selama ini terhambat oleh proses tradisional dan lambatnya inovasi. Namun, kegagalan dalam memberikan pengalaman mulus kepada konsumen dapat dengan cepat menimbulkan resistensi dan menghambat perkembangan teknologi ini di masa depan."
Prediksi Kami
Jika AI berhasil memberikan pengalaman berbelanja yang cepat, relevan, dan personal tanpa mengurangi kepercayaan konsumen, maka investasi besar dalam AI akan meningkat dan mengubah strategi ritel global untuk tahun 2026 ke depan.


