Mengapa CIO Harus Fokus Orkestrasi untuk Sukseskan AI di Perusahaan
Courtesy of Forbes

Mengapa CIO Harus Fokus Orkestrasi untuk Sukseskan AI di Perusahaan

Mengedukasi para CIO tentang pentingnya mengembangkan sistem orkestrasi dan tata kelola AI yang matang agar AI dapat memberikan nilai bisnis yang berkelanjutan dan berdampak besar di tingkat perusahaan.

25 Nov 2025, 18.15 WIB
148 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Kesiapan AI ditentukan oleh kematangan sistem yang dibangun di sekitarnya.
  • Orkestrasi dan tata kelola diperlukan untuk memaksimalkan potensi ROI dari AI.
  • Perjalanan menuju kematangan AI adalah proses bertahap yang membutuhkan kepemimpinan yang tepat.
Kecerdasan buatan (AI) telah berkembang dari alat bantu sederhana menjadi potensi besar dalam mengotomasi keputusan kerja di perusahaan. Namun, banyak inisiatif AI yang gagal memberikan dampak bisnis yang signifikan karena kurangnya integrasi dan tata kelola yang baik. Artikel ini menyoroti pentingnya peran CIO dalam mengatasi kesenjangan ini dengan mengembangkan sistem orkestrasi AI yang matang.
Penelitian menunjukkan hanya sekitar 5% pilot AI berhasil mempercepat pendapatan, meskipun prediksi Gartner memperkirakan bahwa pada tahun 2028 sebanyak 15% keputusan kerja sehari-hari akan diambil secara otomatis oleh agen AI. Kekhawatiran utama adalah bagaimana AI saat ini masih berfungsi sebagai asisten yang bekerja sendiri dan tidak terintegrasi dengan proses bisnis secara menyeluruh.
Untuk menghindari masalah seperti bot sprawl pada teknologi RPA sebelumnya, CIO perlu mendesain sistem agentic AI yang menggabungkan proses bisnis yang dapat diprediksi dengan pengambilan keputusan adaptif oleh AI. Ini memerlukan tata kelola, pengukuran, dan orkestrasi yang ketat supaya AI bisa menghasilkan nilai bisnis nyata.
Transformasi AI dalam perusahaan biasanya berlangsung bertahap, mulai dari eksperimen kecil, pilot sesuai bisnis, hingga penerapan yang diatur ketat dan terukur. Pada tahap tingkat lanjut, organisasi harus membangun pusat keunggulan dan memastikan AI terhubung secara end-to-end dengan proses bisnis sehingga dapat diukur kinerja dan dampaknya secara jelas.
Pada puncak kematangan, perusahaan bergerak menuju perusahaan otonom di mana proses adaptif berjalan secara real-time dengan kolaborasi mulus antara manusia dan agen AI dalam kerangka yang aman dan terkontrol. Untuk mencapai itu, CIO harus memastikan penerapan metode pengembangan berkelanjutan dan pengawasan AI secara menyeluruh. Kesuksesan AI tergantung pada sistem pendukungnya, bukan hanya kualitas model AI.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/councils/forbestechcouncil/2025/11/25/a-cios-guide-to-scaling-enterprise-ai-readiness/

Analisis Ahli

Jakob Freund
"Agentic AI adalah evolusi penting untuk memindahkan AI dari asisten ke aktor yang berdampak dalam proses bisnis yang kompleks dan terintegrasi."
Gartner Analyst
"Prediksi kami menunjukkan bahwa dengan kemajuan teknologi dan penerapan yang tepat, otomatisasi keputusan kerja melalui AI akan menjadi sangat luas pada 2028."
MIT Researcher
"Meski AI menjanjikan banyak hal, implementasi nyata membutuhkan fokus pada manajemen, risiko, dan cara mengukur hasil agar tidak hanya menjadi pilot yang gagal."

Analisis Kami

"Kunci sukses adopsi AI bukan hanya pada teknologi itu sendiri, tetapi pada kedisiplinan menerapkan tata kelola dan orkestrasi yang kuat, yang sering kali diabaikan. Tanpa kepemimpinan insiyatif CIO yang jelas, banyak organisasi akan terus gagal memanfaatkan potensi AI secara maksimal."

Prediksi Kami

Di masa depan, semakin banyak perusahaan yang berhasil menerapkan agentic AI dengan orkestrasi terpadu sehingga proses bisnis berjalan otomatis dan adaptif secara real-time, meningkatkan produktivitas dan keuntungan secara signifikan.

Pertanyaan Terkait

Q
Siapa Jakob Freund dan perannya di Camunda?
A
Jakob Freund adalah CEO Camunda, perusahaan yang berinovasi dalam proses orkestrasi dan automasi dengan AI.
Q
Apa yang dimaksud dengan AI agentic dalam konteks artikel ini?
A
AI agentic merujuk pada AI yang dapat melakukan keputusan kompleks dan menghasilkan nilai bisnis secara otonom.
Q
Mengapa banyak proyek AI gagal menghasilkan akselerasi pendapatan?
A
Banyak proyek AI gagal karena kurangnya tata kelola, pengukuran, dan integrasi dengan strategi bisnis.
Q
Apa yang perlu dilakukan CIO untuk mengintegrasikan AI ke dalam proses bisnis?
A
CIO perlu memetakan penggunaan AI, memperkenalkan model proses bisnis standar, dan membangun kerangka pengukuran.
Q
Apa yang terjadi pada tahap tertinggi kematangan AI dalam organisasi?
A
Pada tahap tertinggi, organisasi bergerak menuju enterprise otonom, di mana proses dapat beradaptasi secara real-time dengan umpan balik yang mendorong pembelajaran berkelanjutan.