Spora Lumut Bertahan di Luar Angkasa Selama 9 Bulan, Bukti Kekuatan Alam
Courtesy of LiveScience

Spora Lumut Bertahan di Luar Angkasa Selama 9 Bulan, Bukti Kekuatan Alam

Mengungkap kemampuan spora lumut Physcomitrium patens bertahan dan berkembang di lingkungan luar angkasa, sehingga dapat memberikan wawasan tentang potensi bertahan hidupnya organisme tumbuhan pada kondisi ekstrem dan kemungkinan pembangunan ekosistem di luar Bumi.

21 Nov 2025, 00.13 WIB
225 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Spora moss Physcomitrium patens dapat bertahan di luar angkasa dan tetap mampu berkembang biak.
  • Ketahanan moss terhadap kondisi ekstrem menunjukkan potensi untuk penelitian ekosistem di luar planet.
  • Paparan sinar UV memiliki dampak negatif pada pertumbuhan moss, meskipun secara keseluruhan moss tetap lebih tahan dibandingkan spesies tanaman lain.
Stasiun Antariksa Internasional, Orbit Bumi - Para ilmuwan telah menemukan bahwa spora lumut jenis Physcomitrium patens dapat bertahan hidup selama sembilan bulan di luar angkasa. Spora ini ditempatkan di fasilitas yang menempel pada modul Kibo di Stasiun Antariksa Internasional, menghadapi kondisi ekstrem seperti suhu yang sangat dingin hingga panas yang tinggi, radiasi ultraviolet, dan gravitasi mikro. Setelah dibawa kembali ke Bumi, lebih dari 80% spora masih mampu bertunas dan berkembang biak seperti biasa.
Lumut sangat tahan terhadap cuaca sulit di Bumi, seperti di puncak gunung Himalaya yang dingin atau di gurun Death Valley yang panas dan kering. Karena kemampuannya ini, para peneliti memperkirakan lumut bisa menjadi organisme model yang ideal untuk memahami bagaimana tumbuhan bertahan dalam kondisi luar angkasa yang berat dan tidak ramah.
Studi menunjukkan bahwa sporofit, bagian yang membungkus spora, adalah struktur paling tahan terhadap berbagai tekanan lingkungan, termasuk paparan sinar UV. Pada percobaan, spora yang terlindungi oleh sporofit lebih tahan dibandingkan yang tidak terlindungi. Namun, paparan sinar UV yang kuat tetap dapat merusak pigmen fotosintesis seperti klorofil a, yang akan memengaruhi pertumbuhan lumut setelah kembalinya spora ke Bumi.
Penelitian ini memberi gambaran bahwa spora lumut bisa bertahan di ruang angkasa dalam jangka waktu yang sangat lama, bahkan hingga sekitar 15 tahun menurut model yang dibuat oleh para peneliti. Ini membuka jalan untuk menggunakan organisme kecil dan tahan banting dalam pembuatan ekosistem masa depan di luar planet kita, seperti pada misi ke Mars atau pemukiman luar angkasa lainnya.
Ketahanan spora lumut ini dianggap sebagai hasil dari evolusi yang memungkinkan lumut untuk bertahan di lingkungan darat yang penuh tantangan selama jutaan tahun. Dengan mempelajari lebih lanjut, para ilmuwan berharap dapat mengembangkan strategi baru untuk melindungi tanaman dan organisme lain agar bisa hidup di lingkungan ruang angkasa dan berkontribusi pada pertumbuhan ekosistem di luar Bumi.
Referensi:
[1] https://www.livescience.com/space/scientists-put-moss-on-the-outside-of-the-international-space-station-for-9-months-then-kept-it-growing-back-on-earth

Analisis Ahli

Tomomichi Fujita
"Keberhasilan spora lumut bertahan dan berkembang setelah sembilan bulan di luar angkasa menunjukkan bahwa mereka memiliki mekanisme protektif yang efektif, yang dapat diperluas untuk studi lain pada ketahanan organisme di lingkungan luar angkasa."

Analisis Kami

"Penemuan ini merupakan langkah penting dalam astrobiologi karena menunjukkan bahwa organisme non-berkembang biak kompleks bisa bertahan di luar angkasa dalam keadaan dorman tapi tetap layak hidup. Ini membuka potensi besar untuk eksperimen penanaman tanaman kecil seperti lumut dalam mendukung kehidupan masa depan di luar planet Bumi, meskipun masih perlu penyesuaian untuk mengatasi kerusakan akibat radiasi UV."

Prediksi Kami

Spora lumut dan organisme serupa akan semakin dipelajari untuk pengembangan teknologi penunjang kehidupan dan ekosistem yang berkelanjutan di luar Bumi selama misi antariksa jangka panjang.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang ditemukan tentang spora moss setelah perjalanan ke luar angkasa?
A
Lebih dari 80% spora moss masih dapat berkembang biak setelah kembali ke Bumi.
Q
Berapa lama spora moss berada di luar ISS?
A
Spora moss berada di luar ISS selama sembilan bulan.
Q
Apa jenis moss yang diteliti dalam eksperimen ini?
A
Jenis moss yang diteliti adalah Physcomitrium patens.
Q
Apa dampak dari paparan radiasi UV terhadap spora moss?
A
Paparan radiasi UV mengurangi tingkat pigmen yang digunakan moss untuk fotosintesis.
Q
Mengapa ketahanan moss penting untuk penelitian luar angkasa?
A
Ketahanan moss dapat memberikan wawasan bagi pembangunan ekosistem di luar planet kita.