
Courtesy of InterestingEngineering
Lumut Tangguh Bertahan Lama di Luar Stasiun Luar Angkasa, Kunci Pertanian Masa Depan
Memahami dan menguji ketahanan lumut, khususnya spora lumut yang terlindung, dalam kondisi luar angkasa agar dapat mendukung pengembangan sistem pertanian dan ekosistem yang berkelanjutan di luar Bumi untuk masa depan eksplorasi dan pemukiman luar angkasa.
20 Nov 2025, 23.01 WIB
182 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
- Lumut memiliki ketahanan yang luar biasa terhadap kondisi ruang angkasa.
- Eksperimen menyoroti potensi lumut sebagai sumber pangan di lingkungan ekstraterestrial.
- Penelitian ini membuka peluang untuk pengembangan ekosistem di luar Bumi.
Sapporo, Jepang - Manusia membutuhkan tanaman untuk mendukung kehidupan berkelanjutan di luar angkasa, dan lumut menjadi fokus penelitian terbaru karena kemampuannya bertahan hidup di berbagai lingkungan ekstrem di Bumi. Penelitian dari Universitas Hokkaido di Jepang mempelajari bagaimana lumut bertahan berada di luar Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) selama hampir sembilan bulan.
Mereka menguji bagian lumut yang disebut sporofit, yang merupakan struktur reproduksi yang melindungi spora, dan ternyata hasilnya sangat mengejutkan. Lebih dari 80% spora tetap hidup dan bisa tumbuh kembali setelah kembali ke laboratorium di Bumi, menunjukkan daya tahan luar biasa terhadap kondisi luar angkasa seperti vakum, radiasi kosmik, dan suhu ekstrem.
Selain eksperimen langsung di luar ISS, penelitian juga menggunakan simulasi di laboratorium untuk menilai pengaruh radiasi UV, suhu, dan vakum terhadap berbagai bagian lumut. Hasil menunjukkan bahwa spora terlindung pada sporofit paling tahan terhadap radiasi UV yang biasanya paling merusak, serta mampu bertahan dalam suhu dari -196°C hingga 55°C.
Peneliti menggunakan data ini untuk memodelkan kemungkinan masa hidup spora di luar angkasa, memperkirakan sekitar 15 tahun bisa bertahan di lingkungan luar angkasa yang keras. Temuan ini sangat penting untuk pengembangan sistem pertanian di habitat luar angkasa seperti Bulan dan Mars demi mendukung eksplorasi manusia jangka panjang.
Penemuan ini tidak hanya membuka wawasan baru tentang ketahanan hidup organisme primitif di luar angkasa, tapi juga menjadi langkah awal untuk membangun ekosistem yang mampu menopang kehidupan manusia di luar Bumi dengan teknologi pertanian yang alami dan efisien.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/space/moss-survives-9-months-in-orbit
[1] https://interestingengineering.com/space/moss-survives-9-months-in-orbit
Analisis Ahli
Tomomichi Fujita
"Ketahanan spora lumut dalam kondisi luar angkasa membuktikan bahwa organisme hidup di Bumi memiliki mekanisme alami untuk bertahan di lingkungan ekstrim, membuka jalan baru untuk pertanian luar angkasa."
Analisis Kami
"Penemuan ini sangat menggembirakan karena menunjukkan bahwa tanaman sederhana seperti lumut punya potensi besar dalam mendukung kehidupan di luar angkasa tanpa perlu teknologi penanganan yang rumit. Hal ini bisa menjadi terobosan penting untuk pengembangan bioregenerasi sistem dalam misi luar angkasa jangka panjang."
Prediksi Kami
Dengan ketahanan spora lumut yang luar biasa, di masa depan lumut bisa menjadi salah satu tanaman pertama yang digunakan untuk membangun ekosistem pertanian di stasiun luar angkasa dan koloni di planet lain seperti Mars dan Bulan.





