Teknologi Cetak 3D dan Reaksi Kimia Ciptakan Antena Satelit yang Bisa Melipat Sendiri di Luar Angkasa
Courtesy of InterestingEngineering

Teknologi Cetak 3D dan Reaksi Kimia Ciptakan Antena Satelit yang Bisa Melipat Sendiri di Luar Angkasa

Mengembangkan teknik hemat energi dan skalabel untuk mengubah bahan 2D menjadi struktur 3D kuat yang bisa digunakan dalam manufaktur dan peluncuran dalam industri kedirgantaraan, khususnya untuk satelit dan antena.

13 Nov 2025, 07.03 WIB
164 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Teknik baru ini dapat merevolusi cara pembuatan struktur luar angkasa.
  • Menggabungkan pencetakan 3D dan poliimersi frontal dapat mengurangi penggunaan energi.
  • Desain yang terinspirasi dari kirigami memungkinkan efisiensi dan inovasi dalam struktur aerospace.
Urbana, Amerika Serikat - Meluncurkan antena besar ke luar angkasa saat ini sangat mahal dan membutuhkan banyak energi. Para peneliti di University of Illinois Urbana-Champaign menemukan cara baru dengan membuat struktur datar yang bisa berubah menjadi bentuk lengkung setelah sampai di luar angkasa, sehingga menghemat ruang dan biaya peluncuran.
Mereka menggunakan teknik gabungan antara printer 3D yang menempatkan serat karbon tipis dan proses kimia yang disebut frontal polymerization, di mana panas kecil memicu perubahan bentuk flat menjadi struktur 3D yang kuat.
Metode ini unik karena energi yang dibutuhkan untuk memicu proses tidak bergantung pada ukuran struktur, sehingga cocok digunakan untuk pembuatan komponen besar seperti piringan parabola yang biasa dipakai di satelit.
Untuk memaksimalkan hasil, para peneliti menggunakan rumus matematika untuk menentukan pola cetak 2D yang akan menghasilkan bentuk 3D tepat sesuai kebutuhan. Inspirasi desain mereka berasal dari seni kirigami Jepang yang menggabungkan lipatan dan potongan kertas.
Walaupun sudah menghasilkan struktur dengan kekakuan lebih baik dan efisiensi energi tinggi, penguatan lebih lanjut masih dibutuhkan agar struktur ini bisa dipakai langsung di luar angkasa. Teknologi ini juga berpotensi digunakan untuk membangun infrastruktur di area terpencil di Bumi.
Referensi:
[1] https://interestingengineering.com/innovation/3d-printing-morphing-satellite-structures

Analisis Ahli

Ivan Wu
"Perpaduan resin khusus dengan printer serat karbon memungkinkan pencetakan struktur berskala besar dengan kebutuhan energi minimal, membuka jalan baru dalam manufaktur antariksa."
Jeff Baur
"Penggunaan frontal polymerization sebagai pemicu bentuk 3D memberikan efisiensi dan skalabilitas yang belum pernah ada dalam pembuatan komponen aerospace."

Analisis Kami

"Pengembangan ini merupakan terobosan besar dalam manufaktur luar angkasa karena mengatasi keterbatasan berat dan volume kargo peluncuran. Namun, tantangan utama berikutnya adalah memastikan bahwa struktur hasil morfosis tersebut memiliki kekuatan dan daya tahan cukup untuk menghadapi kondisi ekstrem di luar angkasa."

Prediksi Kami

Teknologi ini akan mendorong terciptanya sistem satelit dan infrastruktur luar angkasa yang dapat dibangun atau diperbaiki langsung di orbit tanpa harus mengirimkan struktur besar yang sudah jadi, menghemat biaya dan sumber daya secara signifikan.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang ditemukan oleh tim peneliti di University of Illinois Urbana-Champaign?
A
Tim peneliti menemukan teknik yang dapat mengubah bahan 2D menjadi struktur 3D dengan efisiensi energi yang tinggi.
Q
Bagaimana cara kerja poliimersi frontal dalam mengubah struktur 2D menjadi 3D?
A
Poliimersi frontal bekerja dengan memicu reaksi kimia yang mengubah lembaran datar menjadi bentuk melengkung melalui pemanasan.
Q
Apa inspirasi di balik desain dish parabola yang digunakan dalam penelitian?
A
Desain dish parabola terinspirasi dari seni kirigami, yang melibatkan potongan dan lipatan pada kertas.
Q
Mengapa teknik ini dianggap efisien untuk peluncuran satelit?
A
Teknik ini memungkinkan peluncuran bagian yang lebih ringan dan datar, sehingga menghemat ruang kargo di roket.
Q
Apa potensi aplikasi lain dari teknik ini di luar luar angkasa?
A
Teknik ini juga dapat digunakan untuk membangun infrastruktur di daerah terpencil di Bumi.