Bagaimana Model Singapura Mengubah Takut AI Menjadi Peluang Bersama
Courtesy of Forbes

Bagaimana Model Singapura Mengubah Takut AI Menjadi Peluang Bersama

Artikel ini bertujuan menggambarkan bagaimana persepsi dan pendekatan terhadap AI mempengaruhi kecemasan karyawan dan keberhasilan adopsi AI, serta menunjukkan contoh model nasional seperti Singapore yang berhasil mengurangi ketakutan melalui kolaborasi dan insentif pelatihan yang inklusif.

10 Nov 2025, 20.15 WIB
136 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Pendekatan kolaboratif terhadap AI dapat mengurangi ketakutan dan meningkatkan kepercayaan di antara pekerja.
  • Pemerintah memiliki peran penting dalam membangun infrastruktur AI yang inklusif dan mendukung pengembangan keterampilan.
  • Penting untuk memposisikan AI sebagai aset bersama untuk mendorong partisipasi alih-alih hanya fokus pada efisiensi perusahaan.
Dubai , Uni Emirat Arab; Singapore , Singapura; United States , Amerika Serikat - Banyak pekerja di seluruh dunia merasa takut dengan kehadiran AI karena melihatnya hanya sebagai alat perusahaan untuk keuntungan yang bisa mengancam pekerjaan mereka. Di banyak negara, semakin dekat pekerja dengan AI, semakin besar ketakutan mereka. Fenomena ini disebut sebagai paradoks kedekatan, di mana tempat dengan penggunaan AI paling tinggi sering kali menunjukkan tingkat kecemasan yang tinggi pula.
Contohnya, di Uni Emirat Arab, 85% pekerja sudah menggunakan AI dalam pekerjaan mereka sehari-hari. Namun hampir setengah dari mereka enggan mencoba teknologi baru karena takut kehilangan pekerjaan. Berita tentang banyak perusahaan besar seperti Amazon dan Microsoft yang mengumumkan pemutusan hubungan kerja sebagai akibat dari efisiensi AI semakin memperkuat rasa takut ini di kalangan pekerja.
Singapura mengambil model yang berbeda dengan membangun AI sebagai sebuah proyek nasional yang inklusif. Pemerintah menyediakan dana pelatihan hingga SRp 65.78 ribu ($4.000) tanpa masa kadaluwarsa bagi setiap warga berusia 40 tahun ke atas serta memberikan insentif untuk mendukung pekerja yang belajar penuh waktu. Melalui kebijakan seperti ini, AI tidak dilihat sebagai ancaman, tapi kesempatan bagi semua orang untuk terlibat dan beradaptasi.
Dukungan pemerintah juga membantu usaha kecil dan menengah mengadopsi AI secara bertanggung jawab, sehingga seluruh lapisan masyarakat terlibat dalam transformasi digital ini. Model ini mengubah cara pandang masyarakat terhadap AI dari sesuatu yang menakutkan menjadi alat yang dapat mereka pelajari dan manfaatkan bersama.
Hasilnya, meskipun Singapura berada di antara negara dengan adopsi AI paling tinggi di dunia, tingkat kecemasan dan ketakutan terhadap otomatisasi dan kehilangan pekerjaan justru lebih rendah dibandingkan negara lain. Ini menunjukkan bahwa keberhasilan transformasi AI bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal membangun kepercayaan dan kemampuan manusia.
Referensi:
[1] https://www.forbes.com/sites/niritcohen/2025/11/10/how-singapores-ai-strategy-turns-workforce-fear-into-confidence/

Analisis Ahli

Kai-Fu Lee
"Keberhasilan AI tergantung pada cara kita mengelola transisi tenaga kerja dan membangun kepercayaan melalui pelatihan dan keterlibatan yang inklusif."
Erik Brynjolfsson
"Produktivitas AI hanya akan berkelanjutan jika kita memprioritaskan pengembangan kapabilitas pekerja dan mengurangi ketakutan dengan kebijakan yang tepat."

Analisis Kami

"Ketakutan terhadap AI sebenarnya adalah cerminan kurangnya kepercayaan bahwa teknologi ini akan memberi manfaat bagi pekerja, bukan hanya perusahaan. Pendekatan Singapore adalah contoh yang sangat bagus bahwa keberhasilan transformasi AI bergantung pada investasi pada manusia, bukan sekadar teknologi itu sendiri."

Prediksi Kami

Jika pendekatan pemerintah dan perusahaan tidak berubah menuju inklusi dan pengembangan keterampilan yang lebih luas, ketakutan dan resistensi terhadap AI akan terus meningkat, memperlambat adopsi teknologi ini dan memicu ketidakstabilan sosial di dunia kerja.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang dimaksud dengan paradoks kedekatan terkait AI?
A
Paradoks kedekatan menyatakan bahwa semakin dekat orang dengan AI, semakin besar ketakutan mereka akan kehilangan pekerjaan.
Q
Bagaimana Singapura berbeda dalam pendekatannya terhadap AI dibandingkan dengan negara lain?
A
Singapura membangun strategi nasional yang menjadikan AI sebagai proyek bersama, bukan sekadar alat efisiensi untuk perusahaan.
Q
Apa dampak dari adopsi AI di negara-negara dengan tingkat adopsi tinggi?
A
Di negara-negara dengan tingkat adopsi AI tinggi, pekerja cenderung merasa lebih cemas tentang masa depan pekerjaan mereka.
Q
Bagaimana pemerintah Singapura mendukung pekerja untuk beradaptasi dengan AI?
A
Pemerintah Singapura memberikan kredit pelatihan seumur hidup dan dukungan bagi pekerja yang ingin meningkatkan keterampilan mereka.
Q
Apa yang dapat dipelajari perusahaan dari model Singapura dalam mengimplementasikan AI?
A
Perusahaan dapat belajar untuk melibatkan karyawan dalam desain AI dan berbagi manfaat dari teknologi tersebut.