Mahkamah Madras Larang WazirX Gunakan XRP Pengguna untuk Tutupi Kerugian
Courtesy of YahooFinance

Mahkamah Madras Larang WazirX Gunakan XRP Pengguna untuk Tutupi Kerugian

Menjelaskan keputusan pengadilan yang melindungi aset XRP pengguna WazirX dari upaya bursa untuk menggunakan aset tersebut menutupi kerugian akibat peretasan, sehingga menegaskan bahwa aset crypto adalah properti yang harus dilindungi hak kepemilikannya.

27 Okt 2025, 19.58 WIB
202 dibaca
Share
Ikhtisar 15 Detik
  • Mahkamah Tinggi Madras menganggap aset digital sebagai properti yang dilindungi.
  • WazirX mengalami kerugian besar akibat penipuan dan berusaha untuk merestrukturisasi.
  • Inisiatif biaya perdagangan nol diperkenalkan untuk menarik kembali pengguna dan membangun kepercayaan.
Chennai, India - Pada Juli 2024, WazirX, sebuah bursa cryptocurrency di India, mengalami peretasan besar yang menyebabkan kerugian hingga 230 juta dolar AS. Bursa ini berencana untuk menutupi kerugian tersebut dengan meminta para pengguna ikut menanggung beban kerugian melalui restrukturisasi, termasuk mereka yang memegang token XRP.
Namun, pada tanggal 25 Oktober 2024, Pengadilan Tinggi Madras mengeluarkan keputusan yang melindungi kepemilikan pengguna atas XRP. Pengadilan menegaskan bahwa XRP yang dimiliki pengguna adalah aset digital yang berbeda dari token ERC-20 yang dicuri, sehingga WazirX tidak boleh menggunakan XRP tersebut untuk menutup kerugian.
Keputusan ini didasarkan pada pengakuan hukum bahwa aset digital seperti kripto adalah bentuk properti yang memiliki hak kepemilikan fundamental. Oleh karena itu, WazirX tidak bisa sembarangan menggunakan aset pengguna untuk membayar kesalahan operasionalnya, demi menjaga keadilan dan kepercayaan konsumen.
WazirX sendiri telah melanjutkan operasional dengan melakukan peluncuran kembali pada 24 Oktober dan menerapkan biaya perdagangan nol selama 30 hari. Pendiri WazirX, Nischal Shetty, berharap langkah ini dapat membantu memulihkan kepercayaan dan mendorong pengguna kembali aktif berdagang di platform.
Ini merupakan titik penting dalam regulasi dan pengakuan aset kripto di India, yang menunjukkan perlindungan hukum yang semakin kuat bagi pengguna dalam menghadapi risiko peretasan dan kebijakan bursa yang tidak adil.
Referensi:
[1] https://finance.yahoo.com/news/no-wazirx-cannot-cover-hack-125810743.html

Analisis Ahli

Nischal Shetty
"Inisiatif biaya nol selama 30 hari penting untuk memulihkan kepercayaan pengguna tapi juga menunjukkan tantangan besar yang dihadapi bursa dalam menjaga stabilitas pasca-krisis."

Analisis Kami

"Pengadilan Madras telah mengambil langkah progresif dengan mengakui aset kripto sebagai properti yang sah sehingga melindungi hak pemiliknya secara hukum. Ini menjadi preseden penting bagi perlindungan konsumen di pasar kripto India yang masih berkembang dan rentan terhadap risiko keamanan."

Prediksi Kami

WazirX diperkirakan harus mencari cara lain selain membebankan kerugian pada semua pengguna untuk menutupi dampak peretasan, yang mungkin memicu regulasi lebih ketat tentang perlindungan aset kripto pengguna di India.

Pertanyaan Terkait

Q
Apa yang diputuskan oleh Mahkamah Tinggi Madras terkait aset XRP pengguna WazirX?
A
Mahkamah Tinggi Madras memutuskan bahwa WazirX dilarang mendistribusikan kembali aset XRP pengguna untuk menutupi kerugian platform.
Q
Mengapa WazirX tidak dapat menggunakan aset XRP untuk menutupi kerugiannya?
A
WazirX tidak dapat menggunakan aset XRP karena aset yang dicuri adalah token ERC-20, yang berbeda dan tidak terkait.
Q
Apa yang dimaksud dengan 'sosialisasi kerugian' dalam konteks WazirX?
A
Sosialisasi kerugian berarti meminta pengguna untuk menanggung sebagian kerugian yang dialami oleh platform.
Q
Siapa Nischal Shetty dan apa perannya dalam WazirX?
A
Nischal Shetty adalah pendiri WazirX yang berusaha membangun kembali kepercayaan pengguna setelah kerugian besar.
Q
Apa langkah yang diambil WazirX untuk membangun kembali kepercayaan pengguna setelah penipuan?
A
WazirX memperkenalkan biaya perdagangan nol untuk menarik kembali pengguna ke platform setelah penipuan.