Courtesy of CNBCIndonesia

Penipuan Deepfake di Instagram: Wajah Selebritas Dimanfaatkan untuk Menipu

Memberikan informasi tentang modus penipuan menggunakan deepfake di Instagram yang memanfaatkan wajah selebritas, serta upaya penanggulangan dari pihak berwenang dan media sosial untuk melindungi masyarakat.

21 Okt 2025, 09.10 WIB

128 dibaca

Ikhtisar 15 Detik

Penipuan di Instagram semakin marak dengan penggunaan deepfake.
Korban sering kali tidak melaporkan penipuan yang mereka alami.
Pihak berwenang berusaha menanggulangi kejahatan siber dan melindungi konsumen.

Jakarta, Indonesia - Penipuan di media sosial Instagram semakin marak, terutama dengan pelaku yang menggunakan wajah selebritas terkenal untuk menarik korban. Salah satu wajah yang digunakan adalah supermodel Gisele Bundchen yang biasa muncul di iklan produk perawatan kulit.

Iklan palsu tersebut menjanjikan hadiah menarik seperti koper, namun korban tetap tidak menerima hadiah setelah membayar biaya pengiriman. Ternyata gambar dan video yang dipakai adalah deepfake, teknologi yang memanipulasi wajah asli sehingga terlihat sangat meyakinkan.

Korban biasanya kehilangan uang sekitar 100 real Brasil atau setara dengan 310 ribu Rupiah, namun kebanyakan dari mereka tidak melapor ke polisi sehingga penjahat merasa aman dan terus beroperasi dengan modal kecil.

Pihak kepolisian berhasil menangkap empat tersangka dan membekukan aset senilai 20 juta real Brasil atau sekitar 62,1 miliar Rupiah di lima negara bagian. Instagram sendiri melarang iklan dengan unsur penipuan dan berusaha menghapus iklan tersebut secepat mungkin.

Juru bicara Gisele Bundchen meminta masyarakat lebih berhati-hati terhadap penawaran diskon yang tidak wajar, selalu melakukan verifikasi keaslian, dan melapor jika menemukan indikasi penipuan agar dapat melindungi diri dan orang lain.

Referensi:
[1] https://www.cnbcindonesia.com/tech/20251020220932-37-677700/wajah-artis-asli-tapi-palsu-beredar-di-ig-kenali-modus-penipuan-baru

Analisis Ahli

Isadora Galian

"Penipuan ini menciptakan 'kekebalan statistik' bagi pelaku karena rendahnya laporan korban, sehingga pelaku berani beroperasi dengan skala besar tanpa rasa takut."

Analisis Kami

"Kasus ini menunjukkan betapa bahayanya teknologi deepfake jika jatuh ke tangan yang salah, terutama dalam ranah media sosial. Perlu ada kesadaran yang lebih tinggi dari pengguna sekaligus peningkatan teknologi deteksi oleh platform agar penipuan seperti ini bisa diminimalisir."

Prediksi Kami

Penipuan menggunakan teknologi deepfake kemungkinan akan semakin canggih dan marak, sehingga memicu peningkatan kebijakan keamanan digital dan penegakan hukum yang lebih ketat di platform media sosial.