Courtesy of YahooFinance
Carrefour SA, sebuah perusahaan ritel Prancis, telah meminta maaf kepada Brasil setelah pernyataannya yang menyatakan tidak akan menjual daging dari blok perdagangan Mercosur di Prancis. Pernyataan tersebut menyebabkan ketegangan dengan pemerintah Brasil dan petani, terutama setelah CEO Carrefour, Alexandre Bompard, mengungkapkan komitmennya untuk tidak memasarkan daging dari Mercosur. Hal ini membuat perusahaan daging besar Brasil seperti JBS dan Minerva menghentikan penjualan ke Carrefour di Brasil. Carrefour memiliki lebih dari 1.000 toko di Brasil, yang menyumbang lebih dari 20% dari penjualan globalnya.
Dalam permintaan maafnya, Carrefour menegaskan bahwa mereka menghargai kualitas dan rasa daging Brasil dan menyesali jika pernyataannya dianggap meragukan kemitraan dengan pertanian Brasil. Sementara itu, Carrefour Brasil melaporkan adanya kekurangan daging di beberapa toko, tetapi belum ada dampak signifikan pada penjualan. Pemerintah Brasil juga sedang mempertimbangkan undang-undang untuk menanggapi perlindungan ekonomi dari Eropa.
Pertanyaan Terkait
Q
Apa yang menyebabkan Carrefour SA meminta maaf kepada Brasil?A
Carrefour SA meminta maaf kepada Brasil setelah pernyataan mereka mengenai tidak menjual daging dari Mercosur yang menyebabkan ketegangan dengan pemerintah dan petani Brasil.Q
Siapa CEO Carrefour yang membuat pernyataan kontroversial?A
CEO Carrefour yang membuat pernyataan kontroversial adalah Alexandre Bompard.Q
Apa reaksi JBS SA dan Minerva SA terhadap pernyataan Carrefour?A
JBS SA dan Minerva SA menghentikan penjualan daging mereka ke Carrefour sebagai bentuk protes terhadap pernyataan yang dianggap merugikan pertanian Brasil.Q
Bagaimana Carrefour menjelaskan kualitas daging Brasil?A
Carrefour menjelaskan bahwa mereka memahami standar daging Brasil dan menyesali jika komunikasi mereka dianggap meragukan kemitraan dengan pertanian Brasil.Q
Apa yang diharapkan dari pemungutan suara di DPR Brasil terkait perlindungan ekonomi?A
DPR Brasil diharapkan untuk memberikan suara pada undang-undang yang menegakkan 'resiprositas ekonomi' sebagai respons terhadap proteksionisme Eropa.